Ketika coretan-coretan partitur Indra Lesmana terusun rapih di mejanya, kesemuanya itu bagai pembicaraan panjang tentang kehadiran pentas jazz dua mingguan di Pantai Sanur. Sebuah bincang pagi saya mulai, sambil menikmati kopi java arabica racikan mesin kopi modernnya, Indra terlihat penuh semangat mempersiapkan perhelatan Sanur Mostly Jazz Festival.
Berbicara Mostly Jazz, bagi Indra bukanlah sekedar pertunjukan musik, melainkan caranya mengemas jazz sebagai media kolaborasi kreatif bagi para musisi jazz tanah air. Kemasan acara panggung jazz yang mula diadakan di Jakarta tahun 2010 ini juga telah menjadi perspektif tentang ruang komunitas yang mendukung terbentuknya group-group dan karya-karya musik.
Pemikiran, tindakan dan dedikasi itu selanjutnya mengalami evolusi, dikembangkan lebih lanjut di Bali dengan program bi-weekly yaitu Mostly Jazz Bali. Itulah yang terjadi pada Indra dan Hon Lesmana yang telah berjumpa Ida Bagus Sidharta Putra (Gusde) dari Grya Santrian Hotel Sanur. Ketiganya memiliki kesamaan pemikiran dan kepedulian untuk meningkatkan pelestraian musik di Bali, khususnya di daerah Sanur, Denpasar.
Mengenai program pertunjukan musik yang telah dilaksanakan sejak November 2014 di Sanur sebagai ajang kolaborasi kreatif dan pelestarian musik, Indra awalnya menyebutnya sebagai upaya "meningkatkan" nilai tambah atau kualitas dari sisi musik. Sanur sangat menarik diikuti dalam sejarah perkembangan dunia seni lintas dimensi. Baik seniman setempat, Bali, nasional sampai seniman internasional. Sederetan sejarah panjang telah membuktikan bahwa Sanur adalah oase kreatif yang tiada habisnya untuk digali. Bagi Indra, tidak hanya musik dalam lingkup jazz berkolaborasi, melainkan juga komunitas, ruang bagi bakat-bakat belia, dan edukasi.
Barangkali karena niat mulia Indra itulah Grya Santrian Hotel telah menyertai perjalanan Mostly Jazz Bali sampai 48 episode. Dalam usia dua tahun, baik Indra, Hon dan Gusde sangat merasakan adanya gagasan berharga yang lebih dari sekadar berkelanjutan, namun meleburkan diri dalam sebentuk festival. Lebih-lebih, Sanur yang telah eksis dengan Sanur Village Festival sampai tahun ke-12 dapat dikemas sinergi dalam satu semangat pelaksanaan festival. Harus diakui bahwa kisah perajalanan luar bisa Mostly Jazz Bali ini patut dikisahkan Sanur ingin membuat warna yang berbeda dari festival-festival jazz yang telah ada.
Panggung juga menjadi bahasan penting dalam pelaksanaan festival. Menurut Indra, panggung akan dirancang berdasarkan semangat tempat dan kreatornya. Artinya, panggung akan dibagi dalam dua tempat dengan kesesuaian atmosfir yang sekaligus mencirikan atau memberi identitas tentang "Sanur". Sanur Mostly Jazz Festival akan mengundang perupa untuk berkreasi menciptakan gagagasannya sebagai karya seni kolaboratif yang responsif.
Sanur Mostly Jazz Festival rencananya akan digelar pada 14-16 Juli 2017. Pengunjung festival akan menikmati suasana dan suguhan yang benar-benar Sanur. Jazz yang selama ini mulai bergeser dari kesan masyarakat berkelas dan metropolitan semakin menempatkan posisinya sebagai media yang cair, sekaligus wadah berapresiasi secara kebangsaan. Dari Sanur Mostly Jazz Festival, setiap suguhannya diharapkan pengunjung dapat menarik benang merah antara Sanur dan perayaan keriangan masyarakatnya, lebih-lebih ini adalah festival jazz pertama di Sanur.
Satu hal yang menarik adalah bagaimana identitas Sanur sebagai daerah terindah menikmati terbitnya matahari pagi di Bali dihadirkan sebagai frame waktu pertunjukkan festival. Artinya, salah satu rangkaian waktu pertunjukkan musik jazz adalah pada waktu dini hari atau tepat menyambut terbitnya matahari sampai sinarnya terang menyinari Bumi Sanur. Komposisi rahasia alam dan pendaran sinar matahari yang menggerakkan ragam aktivitas masyarakat Sanur akan bersama-sama hadir bahwa Mostly Jazz Festival adalah bagian dari pesona Desa Sanur.
Secara garis besar festival jazz ini bukan saja menghadirkan karya para seniman jazz yang berkolaborasi, antara musisi, seniman lintas dimensi maupun pengunjung, melainkan juga sebagai dialog penting bahwa "the new spirit of heritage" seperti yang telah dijadikan tema utama Sanur Village Festival adalah landasan dalam meningkatkan Sanur sebagai destinasi pariwisata yang berkelas dalam seni, musik dan budaya.