Mohon tunggu...
Yuaning Putri Alidia
Yuaning Putri Alidia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga jurusan Statistika

Saya adalah mahasiswa Universitas Airlangga jurusan Statistika. Saya menyukai hal-hal yang berbau seni, angka, logika, dan bahasa. Saya juga merupakan pribadi yang suka belajar hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Penyebab dan Solusi dari Peningkatan Lulusan Perguruan Tinggi yang Menyumbang Angka Pengangguran di Indonesia

31 Januari 2025   00:26 Diperbarui: 31 Januari 2025   00:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://stkippgriponorogo.ac.id/2019/09/dimensi-sarjana-indonesia/

Pendahuluan 

            Kata "Ekonomi" merupakan kata yang sudah tidak asing lagi di telinga. Ekonomi merupakan salah satu bidang yang penting bagi keberlangsungan negara, tak terkecuali ekonomi makro. Ekonomi makro sendiri merupakan cabang dari Ilmu Ekonomi. Ekonomi makro mempelajari bagaimana perilaku dalam ekonomi yang bekerja secara agregat atau keseluruhan sangat berbeda dengan ekonomi mikro yang hanya mempelajari perilaku ekonomi sebatas pada individu dan perusahaan. Ekonomi makro sangat penting dalam pengambilan keputusan negara karena menyangkut nasib kesejahteraan dari banyak orang.

            Ekonomi makro membahas beberapa komponen utama yang terdiri dari produk domestik bruto (PDB), inflasi, pengangguran. Dalam penerapan ekonomi makro, tak jarang ditemukan berbagai tantangan yang harus dihadapi bagi satu komponen atau lebih yang bahkan harus diselesaikan secara bersamaan. Salah satu komponen tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap komponen yang lain, misalnya saja pengangguran. Pengangguran yang meningkat dapat mengakibatkan penurunan produk domestik bruto (PDB) karena berkurangnya sumber pendapatan masyarakat untuk melakukan proses konsumsi.

Oleh karena itu, pengangguran masih menjadi masalah yang cukup diperhatikan di Indonesia, apalagi terjadi peningkatan pengangguran dari lulusan perguruan tinggi. Padahal, banyak yang rela berkuliah di jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk mendapat pekerjaan yang layak. Namun, pada kenyataanya, para lulusan tersebut mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi.

Isi

            Menurut Sadono Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Ciri-ciri angkatan kerja sendiri adalah seseorang yang berada di usia produktif yaitu 15-65 tahun yang mempunyai pekerjaan atau sedang menjalankan usaha dan seseorang yang menganggur tetapi sedang mencari pekerjaan. Selain itu, seseorang yang berusia selain dari rentang 15-65 tahun yang sedang bersekolah, ibu rumah tangga, dan penyandang disabilitas tidak termasuk angkatan kerja.

Dalam kasus ini lulusan perguruan tinggi yang menganggur termasuk dalam kategori angkatan kerja karena mereka sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Namun, pada kenyatannya tidak semua dari mereka langsung mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi, bahkan banyak yang menganggur.

            Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2014 pengangguran lulusan perguruan tinggi berjumalah 495.153 dan mengalami kenaikan cukup drastis pada bulan Agustus  2020 mencapai 981.203 orang. Sedangkan pada bulan Agustus 2024 pengangguran di Indonesia berjumlah 7.465.599, diantaranya sebanyak 842.378 merupakan lulusan perguruan tinggi dan persentasenya mencapai 11,28% dari total pengangguran secara keseluruhan. Persentase tersebut meningkat dibandingkan dengan persentase tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi bulan Agustus 2013 yang hanya 5,87%.  

            Walaupun penyumbang penganguran terbanyak berasal dari lulusan SMA dan SMK, pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan tinggi juga tidak luput dari perhatian. hal tersebut disebabkan oleh lulusan perguruan tinggi yang terlalu jual mahal dan gengsi untuk mendapatkan pekerjaan. Mereka cenderung ingin mendapatkan pekerjaan sektor formal dan sesuai dengan jurusan kuliah mereka Namun, lapangan pekerjaan pekerjaan tidak tersedia cukup banyak untuk mereka. Berikut penyebab banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur,

  • Ekspektasi pekerjaan yang terlalu tinggi

Perguruan tinggi menghasilkan lulusan yang terdiri dari bermacam-macam jurusan. Para lulusan juga berharap setelah lulus akan mendapatkan kerjaan yang sesuai dengan ilmu yang mereka pelajari di kampus. Mereka juga ingin bekerja di sektor formal sebagaimana stigma lulusan perguruan tinggi yang dianggap elite. Akan tetapi, lapangan pekerjaan yang tersedia yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya. Pada akhirnya, banyak dari mereka yang akhirnya terpaksa menjalani pekerjaan yang tidak sesuai dengan ekspektasi karena butuh pendapatan untuk menjalani kehidupan. Bahkan, ada yang masih menganggur karena terus mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya.

  • Terlalu fokus pada teori dari praktik

Sistem pendidikan yang bagus pada perguruan tinggi sangat berdampak pada lulusannya dalam mencari pekerjaan. Sistem pendidikan yang bagus adalah sistem yang menaruh perhatian seimbang antara teori dan praktiknya. Apabila hanya terfokus pada satu sisi saja maka manfaat dari pendidikan tersebut menjadi tidak efektif. Misalnya, hanya berfokus pada teori saja, maka di kemudian hari akan mengalami kendala dalam praktik karena tidak terbiasa. Begitupun sebaliknya, jika hanya praktik saja tanpa mempelajari teorinya akan lebih beresiko dibandingkan dengan menggunakan teori yang dapat meminimalkan resiko kegagalan dalam praktik tersebut. Oleh karena itu, penting sekali untuk menyeimbangkan porsi teori dan praktik pada sistem pendidikan yang ada di perguruan tinggi. 

Meningkatnya pengangguran dari kalangan lulusan perguruan tinggi memang sungguh disayangkan, mengingat mereka sudah menempuh pendidikan dalam waktu yang tidak sebentar. Namun, adanya permasalahan ini bukan berarti tidak ada solusi dalam menanganinya. Berikut merupakan solusi dari permasalahan ekonomi makro ini,

  • Kerjasama dengan industri untuk pelatihan keterampilan

Keterampilan didunia kerja akan sangat berguna dan dibutuhkan oleh banyak perusahaan. Solusi ini sangat cocok bagi perguruan tinggi yang hanya fokus pada teori saja karena praktik ilmu akan dibantu oleh perusahaan industri langsung memalui agenda kerjasama. Agenda kerjasama tersebut dapat berupa sistem magang dan pengajaran kolaboratif antara dosen dan praktisi. Melalui solusi ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa lebih menguasai keterampilan juga disamping teori sehingga dapat menjadi lulusan perguruan tinggi yang berkualitas dan mudah untuk mendapatkan pekerjaan.

  • Penanaman pendidikan berwirausaha

Lulusan perguruan tinggi setiap tahun tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan ynag tersedia. Terkadang, lebih banyak jumlah lulusan dibandingkan lowongan pekerjaan  yang tersedia. Belum lagi, lulusan perguruan tinggi yang cenderung untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Hal ini juga menunjukan minat berwirausaha yang rendah. Padahal, lapangan pekerjaan tidak dapat tersedia sepanjang waktu, apalagi banyak pekerjaan saat ini yang sudah tergantikan oleh teknologi.

Daripada mencari pekerjaan, mengapa tidak menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha. Maka dari itu, perlu sekali pendidikan berwirausaha diadakan di setiap perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Pendidikan ini dilakukan agar dapat menghasilkan lulusan yang mandiri tanpa harus bergantung pada lapangan pekerjaan yang terbatas. Solusi ini dapat diterapkan melalui magang dibawah wirausahawan sukses agar dapat memotivasi mahasiswa selama berkuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun