Buku ini berlatar belakang Perang Dunia Kedua, ketika Hitler memutuskan menjadi orang nomor satu di dunia, walaupun endingnya gagal. Tokoh utamanya bernama Ada, gadis kecil berusia 9 tahun, yang kakinya cacat.
Ada tinggal di pemukiman miskin di London. Ia menempati apartemen kecil dan kumuh bersama Ibu dan Jamie, adiknya yang baru berusia 6 tahun.
Sepanjang ingatan Ada, dunia yang dikenalnya hanyalah sekotak mungil apartemen tempat tinggalnya. Ia tidak pernah keluar rumah sama sekali. Ibunya melarangnya karena malu dengan kondisi Ada yang cacat.
Ada hanya bisa mengenali dunia luar dari balik kaca kusam di apartemen, terperangkap dalam kondisi yang memilukan.
Karena kondisinya yang cacat, ia tidak pernah berjalan normal dengan dua kaki, ia merangkak seperti bayi. Ia menjalankan semua tugas hariannya dari membersihkan rumah, memasak dan menjaga adiknya dengan merangkak. Tangannya sangat kuat dan terampil tapi kakinya sangat lemah.
Ada menderita clubfoot di kaki kanannya. Clubfoot adalah cacat pada kaki, di mana telapak kaki muntir keatas. Bisa dibayangkan betapa menyedihkan kondisinya, apalagi jika sejak lahir sama sekali tidak pernah dilatih atau mendapatkan terapi.
Ketika Jamie sudah mulai bersekolah, Ada semakin kesepian. Ia ingin bisa keluar rumah tapi ia tidak bisa berjalan, Ibunya pun akan marah besar kalau tahu ia belajar berjalan dan berencana keluar rumah.
Tapi Ada menguatkan tekad untuk diam-diam belajar berjalan dengan kakinya yang cacat. Sama sekali tidak mudah. Kulit ari punggung kakinya yang tipis terkelupas dan berdarah-darah. Sakitnya pun tanpa ampun. Tapi Ada menanggung semua itu dengan gagah berani, demi kebebasan yang dirindukannya.
Hari kebebasan itu akhirnya tiba. Hari ketika pasukan Hitler menghujani kota-kota di Inggris dengan bom. Pemerintah Inggris berencana mengevakuasi anak-anak sekolah keluar kota London.
Jamie akan dievakuasi bersama teman-teman sekolahnya. Ada juga ingin pergi, tapi ibu marah besar dan melarangnya pergi.
Dini hari, di hari yang ditentukan evakuasi akan dilakukan, ketika ibu masih terlelap, Ada dibantu Jamie, diam-diam terseok-seok berjalan menuruni tangga apartemen. Berdua mereka menyusuri jalanan yang sunyi. Jamie kecil yang diliputi kecemasan dan Ada dengan kaki berdarah-darah dan tekad membara.