Coba bayangkan, berapa banyak dari mereka yang langsung mengetikkan kata Mandalika dan Lombok di search engine-nya, lalu mulai memasukannya dalam daftar destinasi liburannya.
Tapi sebenarnya bukan geliat di sektor pariwisata dan sektor ekonomi saja yang diharapkan, tapi geliat kebanggaan yang menginspirasi generasi mudanya.
Bayangkan anak-anak muda yang berjumpa idolanya ketika mereka sedang menjajakan gelang atau apa saja yang mereka jual di sepanjang pantai, lalu terinspirasi untuk lebih giat belajar bahasa Inggris supaya bisa berbincang lebih dari sekedar yes dan no.
Kalau beruntung, mungkin akan ada kesempatan untuk berbincang, mereka pun bisa terinspirasi oleh nilai-nilai yang dibagi oleh sang idola. Tentang keuletan, disiplin, kerja keras dan impian.
Apa yang sejatinya diharapkan dari anak-anak muda yang terinspirasi itu?
Salah satu harapannya adalah supaya tidak ada lagi nada sumbang tentang lombok seperti review yang pernah saya baca di salah satu platform wisata terbesar di dunia. Review itu menyoroti isu kebersihan, kenyamanan sampai keamanan. Banyak sampah tidak dibuang ditempatnya sampai para pengemis yang meminta-minta dengan memaksa membuat si penulis review merasa tidak nyaman dan tidak aman.
Tapi itu review tahun 2015, jadi seharusnya saat ini sudah banyak perbaikan, apalagi sekarang Mandalika sudah mendunia.
Masalah kebersihan memang masih menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Negeri kita yamg kemolekan alamnya tidak kalah dengan tempat-tempat indah di belahan bumi yang lain ini, seringkali ternoda karena masalah kebersihan dan keamanan. Dua faktor utama penentu kenyamanan wisatawan, terutama wisatawan asing.
Semoga kemolekan dan ketenaran Mandalika yang sudah susah payah bersolek sedemikian rupa dengan menghabiskan dana yang jumlahnya menuai pro kontra, tidak ternoda hanya karena kurang bersih dan kurang aman.
Semoga pemuda-pemudanya, yang ironisnya hanya bisa menyaksikan pertandingan di layar kaca karena terhadang harga tiket yang tidak terjangkau meskipun letak sirkuit balap itu dalam jangkauan, tetap terinspirasi memiliki impian dan meraihnya walau banyak kelokan tajam, lalu mendunia seperti si Mandalika.
Semoga mereka terinspirasi untuk membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya sebagai langkah pertama dari perjalanan seribu mil menggapai impian, karena mereka yang setia dalam perkara kecil juga akan setia dalam perkara besar.