Min, Admin Kompasiana, apakah Jacob Oetama memberi hadiah Kompasiana untuk PKS? Itu pertanyaan setelah beberapa hari aku di Kompasiana. Sebabnya adalah Kompasiana dipenuhi oleh ratusan tulisan tentang PKS yang membuat kanal politik basi dan membosankan. Aapalagi banyak tulisan yang secara kualitas sangat buruk.
Aku memasuki Kompasiana dengan harapan membaca kebenaran. Alih-alih kebenaran dan pencerahan yang didapatkan. Malah yang aku dapatkan ratusan tulisan tentang PKS melulu. Tulisan dan artikel tentang PKS sebagian besar hanya isu murahan dan ditulis dengan logika bengkok. Bagi yang suka PKS yang muncul dalam tulisan hanya puja-puji kehebatan PKS. Tidak obyektif. Sementara yang benci PKS yang ditunjukkan hanya keburukan PKS. Tidak obyektif.
Setelah berpikir sejenak. Apa sebenarnya yang terjadi pada Kompasiana sehingga Kompasiana dikuasai oleh PKS. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tulisan tentang PKS baik dari yang pro dan kontra terus mengalir.
Ada satu alasan pokok kenapa PKS haters harus menulis menentang PKS. Jika tidak ada yang berani amar makruf nahi mungkar, maka berita PKS yang amar mungkar nahi makruf akan menang. Berita pelintiran dan sepihak PKS harus dilawan dengan berita kebenaran yang berdasarkan fakta. Artikel yang menjunjung kebenaran berdasarkan dalil dan landasan bil adli, bil haq dan bil hikmah harus ditayangkan untuk melawan kemungkaran yang demikian masif. Kompasiana sekarang sudah dijajah dan dibeli oleh PKS dengan semua slogan dan berita plintiran dari para penulis oportunis yang galau.
Sementara PKS lovers memuja partai melebihi agama apapun di dunia dan akhirat. Rasa cinta yang membabi buta untuk semua hal kecuali kebenaran menurut diri sendiri menjadi pangkal pokok tulisan para PKS lovers. Rasa sentiment keagamaan dijunjung tinggi agar mendapatkan simpati. Gaya menggunakan dalil agama sebagai tameng nafsu politik kekuasaan menjadi soko guru yang mendapatkan simpati orang Islam. Dikira penakutan surga dan neraka, pahala dan dosa menjadi jualan yang laris karena sebagian besar masyarakat Islam Indonesia dianggap bodoh. Tidak juga. Masyarakat malah eneg membaca berita upacara dan agenda partai PKS.
Makanya setiap detik akan muncul dua jenis tulisan tentang PKS: tulisan tentang kebenaran dan tulisan tentang kemungkaran di Kompasiana. Celakanya Admin Kompasiana masih saja lebih memanjakan para penulis tentang PKS dari kubu pro PKS.
Aku rasa Jacob Oetama tidak pernah bercita-cita Kompasiana dikuasai dan dihadiahkan untuk PKS. Apalagi menjadi media yang subur bagi primordialisme dan sektarianisme serta menjadi ajang kampanye perpecahan di Indonesia oleh PKS. Jacob Oetama sebagai pilar demokrasi yang sangat pluralis ternyata secara tidak sengaja pada akhirnya memilih memberikan hadiah kepada bangsa Indonesia sebuah partai politik korup bernama PKS melalui kampanye anti perbedaan di Kompasiana.
Manajemen Kompas Gramedia harus turun tangan meluruskan Kompasiana dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab yang merusak kebesaran Kompas yang selama ini menjunjung tinggi azas pluralisme. Kompas harus mereview ulang segala kebijakannya terkait Kompasiana yang semakin hari semakin menjadi media PKS. Kompasiana jangan terlena dengan diri sendiri dan lupa misi Kompas-Gramedia yang luhur dikerdilkan oleh PKS. Atau Jacob Oetama memang menghadiahi Kompasiana untuk PKS?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H