Mohon tunggu...
Yuanda Putri
Yuanda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang

Hi perkenalkan aku Yuanda sebagai mahasiwa s1 ilmu kesehatan di Universitas Negeri Malang, hobiku membaca buku dan tertarik dalam hal kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Generasi Junk Food: Ancaman Tersembunyi di Bali Makanan Cepat Saji bagi Anak dan Remaja

19 Maret 2025   00:05 Diperbarui: 19 Maret 2025   00:03 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Junk food atau makanan cepat saji adalah makanan yang mengandung tinggi kalori, lemak jenuh, gula, dan garam, tetapi rendah kandungan vitamin, mineral, serta serat yang dibutuhkan tubuh. Makanan ini umumnya diproses secara berlebihan, mengandung bahan tambahan buatan, dan memiliki nilai gizi yang rendah dibandingkan makanan alami atau olahan minimal. Konsumsi junk food secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan.

Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi junk food semakin mengakar dalam gaya hidup anak-anak dan remaja di Indonesia. Kemudahan akses, harga yang terjangkau, serta rasa yang lezat menjadikan junk food pilihan utama bagi banyak anak. Sayangnya, kebiasaan ini membawa dampak negatif bagi kesehatan, terutama dalam meningkatkan risiko obesitas dan defisiensi gizi. Beberapa jenis junk food yang sering dikonsumsi anak-anak meliputi burger, kentang goreng, ayam goreng tepung, minuman manis, mi instan, serta makanan ringan kemasan seperti keripik dan biskuit manis.

Tingginya konsumsi junk food telah berkontribusi pada peningkatan angka obesitas di kalangan anak-anak. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada anak Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Obesitas pada anak bukan hanya mempengaruhi penampilan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan gangguan jantung sejak usia muda. Selain itu, anak-anak yang terlalu sering mengonsumsi junk food juga lebih rentan mengalami defisiensi vitamin A, yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan permanen. Hal ini terjadi karena makanan cepat saji cenderung rendah kandungan sayur dan buah, yang merupakan sumber utama vitamin A bagi tubuh.

Untuk mengatasi krisis gizi yang semakin memburuk, pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Makanan Bergizi Gratis bagi anak-anak sekolah. Program ini bertujuan untuk menyediakan makanan sehat yang kaya protein, vitamin, dan serat agar anak-anak mendapatkan gizi seimbang setiap hari. Dengan adanya makanan bergizi di sekolah, diharapkan anak-anak akan lebih memilih makanan sehat dibandingkan junk food. Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam mengubah pola makan anak-anak yang sudah terbiasa dengan makanan cepat saji. Banyak anak yang lebih memilih junk food karena rasanya yang lebih menarik dan efek adiktif dari kandungan MSG serta gula yang tinggi.  

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah-langkah konkret, mulai dari edukasi gizi di sekolah dan keluarga, regulasi ketat terhadap iklan junk food, serta penyediaan alternatif camilan sehat. Sekolah perlu memberikan pendidikan tentang bahaya junk food serta mendorong kantin untuk menyediakan makanan sehat. Orang tua juga berperan penting dengan membatasi konsumsi junk food di rumah serta membiasakan anak mengonsumsi makanan bergizi seperti buah, kacang-kacangan, dan yogurt alami. Selain itu, pemerintah dapat memperketat aturan terhadap iklan junk food yang menyasar anak-anak, agar pola konsumsi yang lebih sehat dapat dibentuk sejak dini.Jika berbagai pihak pemerintah, sekolah, dan keluarga bekerja sama dalam upaya ini, maka Indonesia dapat melahirkan generasi yang lebih sehat, bebas dari obesitas, serta memiliki pola makan yang lebih baik untuk masa depan. Karena apa yang kita makan hari ini menentukan kesehatan kita di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun