Anak dengan usia prasekolah hingga usia sekolah dasar berisiko mengalami masalah gizi yang beruhubungan dengan pola makan dan tumbuh kembang.Â
Malang (06/10/2022)-Sehingga banyak yang mengalami gizi kurang ataupun stunting. Gizi kurang ataupun gizi lebih yang terjadi pada anak mampu mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan. Usia anak-anak merupakan usia dimana mereka banyak melakukan aktivitas, salah satu contohnya bermain di luar rumah.
Hal tersebut mengakibatkan anak-anak dapat memiliki kebiasaan yang kurang sehat, seperti makan berlebihan tidak sesuai dengan kadar gizi yang sebaiknya dipenuhi; tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan; konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam; kurangnya menonsumsi buah, sayur, dan air putih; aktivitas fisik yang kurang; dan lain sebagainya.
Selain itu, anak-anak juga mengonsumsi makanan yang kurang dijaga kebersihannya seperti jajan sembarangan, makan tidak cuci tangan terlebih dahulu, dan sebagainya.Â
Pola makan yang kurang baik akan mempengaruhi keadaan gizi anak. Maka dari itu, intervensi gizi sebaiknya dilakukan seperti mulai mengenalkan apa itu gizi seimbang dan apa pentingnya untuk menjaga gizi seimbang.
Berdasarkan hal tersebut Mahasiswa KKN MBKM MD UM melakukan edukasi kepada anak sekolah mengenai pentingnya gizi seimbang dengan Gerakan Isi Piringku.Â
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 22 September 2022 bertempat di SD Negeri 1 Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kegiatan ini dilakukan secara langsung dengan metode edukasi, game quiz, dan penyebaran poster Gizi Seimbang.Â
Tujuan dari program ini yaitu anak sekolah dasar mampu memahami pentingnya pedoman gizi seimbang sehingga mereka memiliki motivasi untuk menjaga pola makan yang bergizi dalam kehidupan sehari-hari dan menggerakkan anak sekolah dasar untuk memenuhi kebutuhan gizi apa saja yang harus dipenuhi di tiap kali makan.
Edukasi gizi seimbang ini dilakukan melalui media power point ,diakhir diadakan quiz terkait gizi seimbang gerakan Isi Piringku.Â