Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sultan Pimpin Labuhan Kaliurang

30 Mei 2014   19:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:56 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_309060" align="aligncenter" width="620" caption="sri sultan hb x (kedua dari kanan) memimpin ritual labuhan di bawah pohon kantil yang terletak di kompleks taman bermain kaliurang"][/caption]

Bagi masyarakat Jogja, mendengar kata labuhan Kaliurang mungkin terasa aneh. Namun, peristiwa itu benar terjadi. Kamis, 29 Mei 2014 menjadi saksi terlaksananya labuhan Kaliurang. “Labuhan ini memang baru dilaksanakan untuk pertama kali setelah sekian lama yang lalu juga pernah dilaksanakan. Melalui labuhan ini, warisan budaya ingin dimunculkan kembali. Sekaligus, memunculkan kembali sejarah.” Demikian keterangan Bapak Heri, salah satu panitia labuhan Kaliurang ini.

Konon, perjanjian Kraton Jogja dengan Merapi ditandai dengan dua hal, yakni Watu Tumpeng dan pohon Kantil. Di dua tempat inilah biasa diadakan upacara untuk memperingati leluhur. Pergantian estafet juru kunci eyang Sutawijawa ke penerusnya diikuti pula dengan pergantian tempat labuhan. Semakin lama, semakin pudarlah tradisi labuhan di Kaliurang.

Kini, masyarakat ingin menghidupkan kembali tradisi itu sehingga fakta sejarah masih bisa terus digulirkan di dipahami oleh masyarakat. Tidak tanggung-tanggung, Sultan HB X sendiri yang memimpin labuhan tersebut. “Karena labuhan ini diadakan kali pertama di sini para masa saya, maka saya sendiri yang memimpin. Selanjutnya, monggo dilanjutkan. Saya melakukan ini bukan untuk menyembah batu atau pohon. Labuhan ini untuk menghormati leluhur saya semata.” Demikian penjelasan Sultan berkaitan dengan acara labuhan yang diadakan hampir tengah malam itu.

[caption id="attachment_309061" align="aligncenter" width="620" caption="dengan berpakaian adat jawa, masyarakat berjalan kaki dari perempatan patung udang menuju kompleks taman bermain. ritual diadakan dalam suasana hening dan diam."]

14014269561576226499
14014269561576226499
[/caption]

Ritual labuhan sendiri diadakan mulai dari perempatan patung udang. Sekitar pukul 22.45 prosesi labuhan dimulai. Beberapa orang berpakaian adat Jawa membawa ubarampe. Dari perempatan patung udang, mereka berjalan kaki menuju ke kompleks taman bermain Kaliurang. Ritual ini dilakukan dalam suasana hening dan diam.

Sesampai di bwah pohon Kantil yang ada di kompleks taman bermain, semua uba rampe disiapkan. Sultan memimpin upacara. “Eyang Ismoyo dan Eyang Brawijaya V, kula ngintun donga kangge panjenengan” demikian pembuka ritual yang diucapkan Sri Sultan. Dalam keheningan dan keremangan malam, semua tunduk khusuk memanjatkan doa. Beberapa orang yang memotret dengan lampu flash pun diperingatkan oleh petugas yang berjaga. Sekitar pukul 23.30 acara labuhan Kaliurang berakhir.

[caption id="attachment_309062" align="aligncenter" width="620" caption="salah satu masyarakat mengabadikan uba rampe yang dipakai dalam ritual labuhan. "]

140142708091544485
140142708091544485
[/caption]

Di balik ritual labuhan, tersembunyi sebuah nilai kearifan yang teramat dalam. Penghormatan kepada leluhur mendapatkan tempatnya. Kebesaran Sang Pemberi Kehidupan mendorong manusia untuk selalu bersyukur. Hanya cara dan bentuknya semata yang berbeda.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun