[caption id="attachment_192364" align="aligncenter" width="567" caption="pantai Baron yang diapit oleh dua tebing karang terjal (dok.pri)"][/caption]
Sore itu, aku tunggani kuda besi menyusuri jalan raya Klaten-Wonosari. Jalan yang mulus itu aku telusuri terus hingga akhirnya aku sampai di pantai Indrayanti. Setelah berhenti sejenak, aku melanjutkan perjalanan menyusuri jalan beraspal sisi selatan Gunungkidul itu. Deretan pantai-pantai yang terlihat mata atau sekedar papan penunjukkan aku lewati. Sepertinya tidak ada gerak di hati yang menuntunku untuk berhenti dan menikmatinya.
Ketika mata ini melihat sebuah papan penunjuk: Pantai Batupayung, aku membelokkan laju motorku mengikuti jalan bercor yang sedikit naik itu. Entah mengapa, sesampai di puncak jalan aku berhenti. Di depan sana jalan menurun dan berkelok-kelok dengan hamparan ladang sebagai penghiasnya. Terasa demikian indah. Tapi keindahan itu tak jua menggerakkanku untuk turun dan menyambangi pantai itu.
[caption id="attachment_192365" align="aligncenter" width="540" caption="jalan berkelok di antara tengah ladang akan mengantar pengunjung sampai ke pantai Batupayung"]
Setelah puas menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian, aku kembali melanjutkan perjalanan menyusuri jalan utama. Pantai Sepanjang aku lewati. Pantai Kukup pun tidak menarikku untuk datang. Selepas pantai Kukup, aku berniat untuk pulang. Tapi entahlah, sesampai di pertigaan jalan, aku membelokkan arah laju motor ke arah pantai Baron.
Siapa tidak mengenal pantai Baron? Pantai Baron adalah salah satu ikon pariwisata di Gunungkidul. Pantai Baron yang terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari sekitar 20 kilometer arah selatan kota Wonosari atau 40 kilometer dari Kota Yogyakarta. Pantai ini memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan pantai-pantai lainnya. Hampir semua pantai di Gunungkidul berpasir putih, sementara pantai Baron berpasir hitam. Setelah sampai di areal parkiran kita akan disambut dengan rindangnya pepohonan besar. Semilir angin di taman menyapa perjalanan kita menuju bibir pantai.
Sesampai bibir pantai kita akan disuguhi deretan perahu-perahu nelayan yang berjajar di sepanjang pantai. Keberadaan perahu-perahu nelayan ini menjadi pertanda baik bagi para pecinta kuliner. Pantai Baron terkenal sebagai penghasil lobster, bawal putih, kakap, dan tongkol. Jika ada datang ke sini, cobalah memesan sup kakap. Dan bersiaplah menggoyang lidah anda. Warung-warung yang berderet di sisi kanan dan kiri taman siap melayani kebutuhan kuliner Anda.
Hamparan pasir hitam itu seolah mengundang para pengunjung untuk datang dan bermain di atasnya. Gulungan ombak yang datang silih berganti seolah menarik para pengunjung untuk bermain air dan berbasah ria. Namun, Anda harus berhati-hati mengingat ombak di pantai Baron cukup tinggi dengan arus yang unik.
Tetapi, keindahan itu tetap tidak menarik hatiku. Sesampai bibir pantai, mataku justru tertarik pada sebuah gerbang kecil di sisi barat pantai. Kaki ku pun melangkah memasuki gerbang itu. Beberapa meter memasuki gerbang, aku melihat seonggok dupa dan tebaran bunga setaman yang sedikit mengering. Di tebing sebelah kanan aku melihat tulisan Gua Sinaga. Di samping tulisan itu terdapat sebuah lubang. Aku pun melongoknya. Terlihat sebuah terowongan yang berkelok membelah batu karang. Harus berjuang ekstra keras untuk bisa memasukinya. Niatan untuk masuk ke dalam aku urungkan karena tiada perlengkapan memadai. Apalagi aroma kemenyan terasa menyengat.
[caption id="attachment_192366" align="aligncenter" width="540" caption="celah pintu gua sinaga yang membelah tebing karang (dok.pri)"]
Aku pun meneruskan langkah menyusuri jalan berundak mengikuti pipa besar yang terpasang di sisi kanan jalan. Ternyata pipa itu mengarah pada satu tempat. Terdorong oleh rasa penasaran, aku terus mengikutinya dan sampailah aku pada sebuah lubang menganga. Dalam lubang itu terdapat jalan turun. Pipa-pipa besar itu pun mengarah ke bawah sana. Ngeri juga membayangkan apa yang ada di bawah sana. Keremangan lubang di bawah sana membuat ciut nyaliku. Masih ditambah lagi aroma kemenyan yang terasa lembut menusuk hidungku. Semakin lengkaplah ketidakberanianku untuk menyusuri jalan menurun itu.
[caption id="attachment_192367" align="aligncenter" width="540" caption="tangga dari dahan-dahan pohon jati yang akan membawa pengunjung ke atas bukit (dok.pri)"]
Sembari komat-kamit membaca sebaris doa, aku melihat sebuah tangga yang terbuat dari dahan pepohonan. Aku pun melanjutkan perjalanan menuju tangga itu. Tangga yang berada di tebing bukit itu akhirnya mengantarkanku pada sebuah pemandangan yang luar biasa. Aku bisa memandang keindahan pantai Baron dari ketinggian. Hamparan pantai hitam kecoklatan yang disinari mentari sore menjadikan pantai baron terlihat eksotik. Dua buah tebing karang menjadi penghiasnya. Di sisi barat, bukit-bukit kecil terlihat manis dengan aneka pola yang menghiasi langit nan biru.
[caption id="attachment_192368" align="aligncenter" width="540" caption="keindahan pantai baron dari atas bukit (dok.pri)"]
Semilir angin membuatku betah berlama-lama di atas bukit ini. Setelah sekian lama duduk menikmati pemandangan alam dari atas ketinggian, aku pun turun. Sesampai di bawah, suara gemericik air mengundangku untuk mencarinya. Batu-batu karang itu membawaku pada sumber suara gemericik. Inilah sungai bawah tanah yang mengalir menuju ke pantai. Terjawab sudah pertanyaanku atas keberadaan pipa-pipa besar itu. Pipa-pipa besar itu menyedot air dari sungai bawah tanah yang tak pernah berhenti mengalir ini.
Keberadaan sungai bawah tanah dengan debit air yang besar ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pantai Baron. Bermain di pantai Baron memang berbahaya. Sebagai gantinya, para pengunjung bisa bermain di sungai air tawar ini. Pada hari-hari ramai pengunjung, ada penyewaan ban bekas yang bisa digunakan untuk bermain di sungai ini. Air tawar yang mengalir di sungai ini pun sering dipakai para pengunjung untuk membersihkan diri setelah berenang dan bermain ombak di pantai Baron.
[caption id="attachment_192369" align="aligncenter" width="540" caption="pemandangan dari atas sungai bawah tanah (dok.pri)"]
Ada banyak cara untuk menikmati keindahan dan mensyukuri rahmatNya. Melalui titik-titik yang tidak biasa, ternyata kita bisa menemukan keindahan luar biasa. Masih ada sisi Timur pantai baron yang belum aku eksplorasi. Jika ada waktu, ingin aku menikmati keindahan pantai karya ciptaNya dari tebing sisi Timur. Apakah Anda juga ingin menikmatinya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H