[caption id="attachment_309336" align="aligncenter" width="620" caption="kawah sikidang dengan diameter sekitar 4 meter di kelilingi pagar dari bambu"][/caption]
Masyarakat Indonesia ternyata demikian pandai membalut kearifan lokal dengan sebuah cerita mitos. Tengok saja cerita gunung Tangkuban Perahu, candi Prambanan, dan masih banyak lagi. Rupa-rupanya, keberadaan orang-orang berambut gimbal di gunung Dieng tidak bisa dilepaskan dari sebuah cerita mitos yang tumbuh dan berkembang di sana.
Salah satu mitos yang cukup kuat ada di kisah kawah Sikidang. Kawah eksotik yang terletak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah ini menyimpan misteri. Di sini, beredar mitos keturunan tentang orang-orang yang berambut gimbal.
[caption id="attachment_309337" align="aligncenter" width="620" caption="dari atas ketinggin, kawah sikidang dengan segala mitosnya terlihat mengepul di balik rerimbunan pepohonan"]
Dalam balutan kisah asmara, kutukan keturunan rambut gimbal muncul. Adalah Kidang Garungan, seorang raja yang digambarkan memiliki bentuk kepala seperti rusa. Raja ini ingin meminang seorang putri bernama Shinta Dewi. Sayangnya, pinangan Kidang Garungan takbersambut. Shinta Dewi menolak dengan halus. Penolakannya diwujudkan dalam sebuah permintaan: dibuatkan sebuah sumur yang dalam. Ketika permintaan itu dipenuhi dan sumur telah selesai, Shinta Dewi beserta pengawal-pengawalnya mengubur Kidang Garungan di dalam sumur yang dibuatnya itu. Karena kekuatan Kidang Garungan yang luar biasa, ia berusaha keluar. Amarahnya menimbulkan energi yang dashyat. Bumi bergetar. Keluarlah uap dan asap yang berpindah-pindah laksana rusa yang berpindah-pindah tempat. Dalam amarahnya tersebut, Kidang Garungan mengutuk Shinta Dewi: keturunannya akan berambut gimbal.
[caption id="attachment_309338" align="aligncenter" width="620" caption="kawah sikidang dari jarak dekat"]
Terlepas dari mitos yang beredar di tengah masyarakat ini, kawah Sikidang menjadi sebuah fenomena yang menarik. Kawah Sikidang memiliki potensi besar yang bisa dieksplorasi, baik untuk kepentingan wisata maupun kepentingan hajat hidup masyarakat. Air dan uap panas kawah Sikidang menyimpan energi panas bumi yang bisa dikelola dan dikembangkan menjadi sumber energi ramah lingkungan.
Dari sisi wisata, keberadaan kawah Sikidang bisa menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Kawah yang terletak di tengah lembah demikian eksotis. Mudpool atau kolam lumpur berdiameter sekitar 4 meter menjadi pusatnya. Uap panasnya membentuk asap putih yang menari-nari ditiup angin. Sementara di beberapa titik, muncul semburan air dan uap panas. Suara yang ditimbulkan membentuk simponi alam yang menakjubkan.
[caption id="attachment_309339" align="aligncenter" width="600" caption="tipe bebatuan yang membentuk kawah sikidang"]
Aneka jenis bebatuan yang terbentuk pun menarik untuk dijadikan sebagai sekolah alam. Berwisata sembari belajar. Batuan beku berupa andesit yang menyusun kawah Sikidang demikian menarik untuk dieksplorasi dan dijadikan media pembelajaran. Pun pula dengan karakter, corak dan warna bebatuan yang mengalami perubahan adalah sekolah alam yang teramat sayang untuk dibiarkan begitu saja. Sayangnya, aneka potensi yang ada di sekitar kawah Sikidang ini belum dikembangkan dengan baik. Muncul kesan, “begini saya sudah mendatangkan wisatawan”. Kesan ini mestinya ditambah lagi, “apalagi jika dikelola lebih baik lagi, wisatawan yang datang berkunjung akan lebih banyak lagi”.
[caption id="attachment_309340" align="aligncenter" width="620" caption="eksotisme kawah sikidang"]
Eksotisme kawah Sikidang juga menyimpan bahaya. Pengunjung harus sadar bahwa ada potensi gas beracun yang ada di kawasan ini: gas belerang dan bahaya dari uap/ air panas. Hanya kehati-hatian semata yang bisa menyelamatkan diri sendiri.
[caption id="attachment_309341" align="aligncenter" width="620" caption="pengaman kawah sikidang terbuat dari bambu"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H