Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ada Makna Hidup dalam Sekuntum Bunga

16 Juni 2010   16:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:29 4507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Katakan dengan bunga. Pernahkah Anda mendengar istilah ini? Saya yakin Anda pernah atau bahkan sering mendengarnya. Bunga merupakan sebuah simbol universal yang umumnya dipilih ketika seseorang ingin mengungkapkan perasaan atau menyatakan sesuatu. Bungamemiliki keindahan rupa yang bisa dinikmati langsung. Selain itu, bunga juga memiliki arti dan makna yang spesifik untuk setiap jenis dan karakternya. Inilah yang membuat bunga menjadi pilihan tepat yang dapat mewakili ungkapan dari segala suasana. Bunga menyimpan sebuah makna tentang kehidupan.

“Ma, bunganya cakep ya. Indah banget... Adik suka. “ kata seorang gadis kecil kepada mamanya.

“Ya iyalah, Dik. Tuhan itu menciptakan semua yang ada di sekitar kita baik adanya. Semuanya indah. Apalagi bunga. Bunga itu kan mewakili keindahan. Adik suka, ya? Kalau suka, adik juga harus belajar menjadi seperti bunga yang indah.” jelas sang mama sambil membelai rambut anaknya dengan penuh kasih sayang.

Anak gadis itu pun manggut-manggut mendengar kata-kata mamanya. Ia mencoba mencerna apa arti dari kata mamanya. Matanya yang jernih menerawang. Kata-kata mamanya tentang keindahan terngiang dalam pikirannya. Keindahan bunga menjadikannya terpesona dan demikian mengagumi bunga-bunga yang sedang mekar itu. ”Hmmm... Aku harus bisa menjadi seperti bunga yang indah. Tapi gimana caranya ya?” lama gadis kecil itu terdiam. “Aha...”

“Hayo... Adik ngelamunin apa?” Lamunan gadis kecil itu pun buyar. Sapaan dari sang mama membuyarkan angan-angannya.

“Ga kok Ma. Adik tidak melamun.” Sahutnya sambil beranjak dari tempat duduknya. Ia berdiri dan mengamati bungan yang ada di taman. Dipegangnya bunga mawar yang sedang mekar. Diciumnya bunga itu. “Hmmm... wangi sekali. Sudah indah, wangi lagi. Harum, Ma.”

“Adik juga bisa menjadi bunga yang wangi.”

“Masak sih, Ma? Adik kan mandinya udah lama. Udah ga wangi lagi.”

“Hehehehehe... kok malah nglucu tho? Bukan itu, Dik. Kalau Adik ingin menjadi seperti bunga yang wangi, Adik harus menjadi anak yang baik. Caranya dengan melalui kata-kata yang adik ucapkan, melalui tindak tanduk yang adik lakukan atau melalui pikiran-pikiran yang positif dan jernih. Nah, dengan melakukan itu pasti adik akan menjadi seperti bunga yang menyebarkan bau harum dan wangi.” jelas ibunya dengan penuh kasih.

“Ma... bunga mawarnya kok rontok? Yah....” ada kesedihan terbayang di wajah gadis kecil itu.

“Tidak udah sedih, Dik. Memang harus begitu. Ketika kita telah menunaikan tugas, kita harus rela meninggalkannya. Tuch lihat tuh. Ada bijinya kan? Setelah bunga ini layu dan kelopaknya berguguran, biji itu akan tumbuh dan pada saatnya nanti akan muncul bunga-bunga baru. Walaupun tidak enak, tapi akan ada keindahan-keindahan lain yang lebih banyak.”

Dalam sebentuk bunga, ada makna kehidupan. Sebuah makna kehidupan yang akan membawa pada kesempurnaan hidup. Hidup adalah sebuah proses menjadi. Tinggal kita. Mau pilih menjadi seperti apa. Keputusan ada di tangan kita, bukan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun