Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fotography Berorientasi Kebahagian

28 Juni 2012   02:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:28 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_185059" align="aligncenter" width="648" caption="(dok.pri)"][/caption]

Takterasa, tantangan grup Kampret telah memasuki minggu ke 10. Tantangan minggu ini yang diberikan oleh grup Kampret mengambil tema fineart. Tema yang bagiku sulit. Tidak mudah bagiku untuk mengerti apa makna sesungguhnya dari kata itu. Dalam perjalanan hari, aku merasa bahwa fineart adalah bagaimana menangkap dan mengekspresikan sebuah keindahan dan menuangkannya melalui seni fotografi.

Apakah demikian? Ketika berpikir seperti itu, aku menjadi ragu. Ragu karena akhirnya semua hasil foto dapat masuk dalam genre fineart. Dalam dunia fotography, ada sebuah istilah yang sangat terkenal “sebuah foto bermakna seribu kata”. Kiranya kata inilah yang benar-benar bisa menjembatani sebuah karya fineart. Dalam konteks ini, kemampuan imajinasi sang tukang foto akan sangat berperanan besar. Obyek foto dapat berupa apa dan siapa saja. Kemampuan dan imaginasi seorang tukang foto dibutuhkan untuk menangkap obyek sehingga foto yang dihasilkan membangkitkan emosi para penikmat.

Betapa tidak mudah mengerti. Karena tidak mudah itulah sering muncul pembenaran dalam diriku ini. Bagiku, genre fineart tidak memiliki aturan yang baku. Seorang tukang foto memiliki kebebasan total untuk mengeksplorasi obyek. Dengan demikian, setiap foto yang dihasilkan adalah buah ekspresi pribadi dari seorang tukang foto. Selanjutnya adalah rasa perasaan dalam menikmati sebuah hasil karya fineart. Yang membuatku berani adalah sisi ini. Rasa perasaan sangatlah subyektif sehingga tidak bisa dinilai dengan benar atau salah.

[caption id="attachment_185061" align="aligncenter" width="432" caption="(dok.pri)"]

13408512031450053091
13408512031450053091
[/caption]

Idealitas seorang tukang foto mutlak perlu. Ketika terpikir soal idealitas ini, aku teringat dengan seorang Romo Mangun. Ketika dimintai pendapat soal salah satu karyanya yang akan direnovasi, dengan tegas Romo Mangun mengatakan, “Jangan sebut lagi bangunan itu sebagai karyaku!” Dalam konteks fotography, kata-kata Romo Mangun tidak sama dengan, “Ini karyaku. Terserah kamu mau ngomong apa”. Di balik kata-kata Romo Mangun tersembunyi sebuah pemaknaan yang mendalam, yaitu sebuah idealitas yang hendak diperjuangkan sekaligus dibagikan kepada orang lain. Konretnya, atas sebuah obyek yang sama seorang tukang foto bisa menghasilkan karya berbeda seturut idealitas yang mendasarinya. Idealitas itu berkaitan dengan visi dan konsep.

Melalui visi dan konsep yang ada dalam diri seorang tukang foto, sebuah hasil karya foto dimulai. Ketika memikirkan ini, betapa aku merasa ditembak sendiri oleh pikiranku. Jurus aspret (asal jepret) harus perlahan ditinggalkan untuk menghasilkan sebuah foto yang berbicara. Wah, betapa tidak mudah. Dan ketika aku melihat kumpulan foto-fotoku, betapa aku malu untuk membuat tulisan ini. aku sadar bahwa foto-foto yang aku tampilkan sangatlah jauh jika dimasukkan dalam genre fineart. Meski demikian, keinginan untuk terus belajar lebih kuat sehingga aku berani menampilkan tulisan dan beberapa foto.

Aku tidak pernah berhenti belajar demi sebuah hasil, sebab bagiku fotography berorientasi pada kebahagian. Meminjam istilah lain: “bikin hidup lebih hidup”. Semoga ada yang bisa dinikmati..

[caption id="attachment_185062" align="aligncenter" width="432" caption="(dok.pri)"]

13408512661947017715
13408512661947017715
[/caption] [caption id="attachment_185063" align="aligncenter" width="432" caption="waterdrop (dok.pri)"]
1340851315658832886
1340851315658832886
[/caption] [caption id="attachment_185065" align="aligncenter" width="298" caption="kumeluning dupa ratus (dok.pri)"]
13408515681857622603
13408515681857622603
[/caption] [caption id="attachment_185066" align="aligncenter" width="289" caption="(dok.pri)"]
1340851663620583913
1340851663620583913
[/caption] [caption id="attachment_185067" align="aligncenter" width="297" caption="kekuat-ANT"]
1340851707839913879
1340851707839913879
[/caption]

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun