Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar Teknik Panning dalam Fotografi

7 Maret 2015   23:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:00 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam tulisan sebelum ini, saya mengulas budaya berlalu lintas. Sebuah tulisan yang lahir ketika saya mencoba belajar memotret dengan teknik panning. Berhubung ada beberapa teman meminta tutorialnya, maka saya memberanikan diri untuk mensharingkan pengalaman saya mendapatkan foto-foto ini.

14257438601221004985
14257438601221004985

dua anak remaja yang mengendarai motor tanpa mengenakan helm

Setelah sekian lama tidak mencoba teknik ini, ternyata cukup susah juga. Kesulitan utama ketika belajar teknik ini adalah mencari fokus. Punya tingkat kesulitan lebih alias susah karena ciri khas teknik panning adalah membekukan obyek yang bergerak cepat. Bukan hanya membekukan saja, tetapi melalui teknik yang biasa digunakan dalam foto-foto olahraga ini, obyek terlihat fokus sementara obyek di sekitarnya terlihat blur atau menunjukkan pergerakan.

[caption id="attachment_354482" align="aligncenter" width="630" caption="pulang belanja lalu menjemput anak. anak di tempatkan di depan. apa tidak berpikri soal keselamatan dan kesehatan anak, ya?"]

14257439551110213971
14257439551110213971
[/caption]

Sebenarnya sih tidak perlu susah-susah belajar motret teknik ini untuk mendapatkan hasil foto panning. Dengan bantuan editing, kita bisa membuatnya. Namun, karena ingin belajar tekniknya saya tidak menggunakan cara ini. Saya mencoba praktek langsung. Foto-foto yang ada di tulisan ini adalah beberapa contoh dari hasil pembelajaran saya.

Apa yang saya tuliskan ini pun lebih sebuah catatan atas pembelajaran yang saya lakukan. Tulisan ini bukan tutorial canggih ala fotografer handal. Maka, mohon maaf kalau hasil fotonya masih belepotan di sana-sini. Oh ya, foto-foto yang aku tampilkan masih seputar pelanggaran-pelanggaran berlalu lintas. Sekalian mempromosikan budaya tertib berlalu lintas.

1425744087389536564
1425744087389536564
[/caption]

Nah, langkah pertama untuk memotret teknik panning adalah mempersiapkan kamera. Tentu, harus punya kamera yang lengkap dan siap dipakai. Masak mau belajar motret tapi belum punya kamera. Periksa memory-nya sudah tersedia atau belum. Bagaimana dengan baterainya? Jangan sampai sudah semangat 45 belajar memotret, ternyata baterai masih tersimpan di alat charge. Atau, memory masih tertancap di laptop. Ga lucu, kan? Makanya kita periksa betul-betul peralatan kameranya supaya pengalaman-pengalaman konyol itu tidak menimpa Anda.

Dibanyak tutorial disebutkan untuk menyetting kamera pada posisi TV. Menu ini ada di kamera Canon. Kalau merk lain, saya tidak ngerti. Maaf ya. Tapi, saya tidak mengikutinya. Saya lebih suka menggunakan manual. Kok bisa begitu? Salah satu kunci keberhasilan memotret panning menurut saya adalah ketepatan kita membidik kecepatan obyek yang hendak difoto. Saya berani menggunakan manual karena obyek yang hendak saya foto sudah saya tentukan sejak awal, yaitu pengendara sepeda motor yang melanggar lalu lintas. Kecepatan mereka hampir sama. Itulah mengapa saya mencoba membidik dengan mode M.

[caption id="attachment_354484" align="aligncenter" width="630" caption="lihatlah posisi anak. yang kecil di depan dengan posisi seperti itu. yang dibelakang terlihat asyik bermain handphone. apa tidak berbahaya?"]

14257441982116640485
14257441982116640485
[/caption]

Di posisi manual, saya mengunci settingan pada ISO 100, F saya naik turunkan untuk mengejar shutter speed di 1/25-1/30 detik. Demikian juga fokus kamera. Titik fokus telah saya perkiran sebelumnya. Dengan cara demikian, pada titik fokus yang telah saya tentukan itulah nanti saya akan menekan tombol shutter release. Setelah siap, barulah saya berburu obyek.

Langkah kedua adalah menemukan lokasi yang bagus. Lokasi yang bagus untuk memotret panning adalah tersedianya ruang yang cukup. Background yang berwarna-warni menarik dan cerah juga akan menimbulkan efek yang bagus. Namun, apa yang saya sajikan di sini jauh dari bagus. Maklum, saya hanya memotret dari depan rumah. Ruang pun kurang luas. Saya hanya menggunakan ruang selebar gapura saja. Tidak mengherankan, foto-foto saya di tulisan ini memiliki background yang kurang lebih sama.

[caption id="attachment_354485" align="aligncenter" width="630" caption="ada dua motor yang melintas. dengan teknik panning, obyek utama terlihat beku sementarai motor satunya terlihat blur dan menunjukkan arah pergerakan."]

14257443391095305952
14257443391095305952
[/caption]

Langkah ketiga adalah belajar menggerakkan kamera. Inilah bagian yang saya rasakan paling susah. Ada banyak cara menggerakkan kamera untuk menghasilkan sebuah foto panning. Pada bagian ini, saya belajar menggerakkan kamera ke kanan atau ke kiri. Semua foto yang saya sertakan menggunakan gerakan ke kiri.

Mengapa saya mengatakan susah? Karena kita harus benar-benar jeli dan tepat supaya obyek utama dieksekusi pada saat yang tepat. Ketika settingan kamera sudah saya kunci, fokus perhatian saya tidak terganggu. Saya hanya berpikir untuk mengggerakkan kamera sesuai gerakan obyek dan menekan tombol shutter release.

Caranya? Kamera saya arahkan ke obyek sasaran. Gerakan obyek saya ikuti menurut kecepatannya. Sembari mengikuti gerakan obyek, saya telah memencet setengah tombol shutter. Dengan memencet setengah ini, kamera akan mencari fokus jika Anda menggunakan auto focus. Tetapi masih ingat kan, saya tidak menggunakan auto focus. Saya menggunakan manual. Dengan memencet setengah ini, saya akan terbantu ketika nanti mengeksekusi.

[caption id="attachment_354486" align="aligncenter" width="630" caption="ikuti pergerakan obyek. tekan shutter pada saat yang tepat dengan lembut. pengendara sepeda motor yang sedang memegang handphone pun terekam"]

1425744472181343868
1425744472181343868
[/caption]

Setelah sampai pada titik fokus yang sebelumnya telah saya tentukan, saya memencet penuh tombol shutter. Tentu tidak sembarang memencet. Gerakan mendadak dapat menimbulkan pergeseran pada posisi kamera. Di sini saya belajar untuk mengarahkan kamera mengikuti gerakan obyek sembari mengusahakan untuk selembut mungkin memencet tombol shutter. Berdasarkan pengalaman saya, semakin lembut dan tenang mengikuti gerakan obyek dan memencet shutter semakin tajam foto yang dihasilkan.

Kelima, belajar dan terus belajar. Rasa saya, memotret panning dibutuhkan kepekaan. Dan ini hanya bisa didapatkan dengan cara berlatih dan terus berlatih. Kalau mau bisa, ngapain takut dan malu dengan hasil foto yang kita hasilkan. Seperrti yang saya lakukan ini. Foto-foto ini jauh dari sempurna tapi saya tidak malu untuk berbagi kisah bagaimana saya mendapatkan foto-foto ini.

[caption id="attachment_354487" align="aligncenter" width="630" caption="sayangnya ibu ini tidak mengenakan helm"]

14257445981128748675
14257445981128748675
[/caption]

Jadi, yuk belajar yuk!

[caption id="attachment_354488" align="aligncenter" width="630" caption="bonus"]

1425744660214536620
1425744660214536620
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun