[caption id="attachment_329499" align="aligncenter" width="620" caption="pesona candi sambisari yang asri"][/caption]
Adalah sebuah kepuasan ketika saya bisa berbagi keindahan sebuah lokasi yang saya kunjungi. Dan itulah yang selalu saya lakukan ketika sejak saya menjadi member Kompasiana. Kemanapun bermain, saya mengabadikan lokasi itu melalui kamera yang selalu saya bawa dan tentu saya mengisahkan perjalanan, kesan, atau apa pun yang ingin saya tuliskan. Tidak peduli apakah tempat yang saya kunjungi itu sudah terkenal atau masih menjadi sebuah mutiara yang terpendam. Yang penting berbagi, urusan HL itu nomer satu. Ehhh… Berharap saja sih.. hehehhehee..
Kali ini saya ingin mengisahkan sebuah perjalanan ke sebuah situs cagar budaya yang diperkirakan dibangun pada tahun 812-838 M. Menyusuri jalan Solo, sesudah Lanud Adi Sucipto, saya melihat sebuah papan penunjuk: Candi Sambisari. Saya pun berbelok ke arah kiri mengikuti jalan itu.
Di penghujung jalan, terdapat sebuah areal yang cukup luas berpagar besi. Inilah kompleks Candi Sambisari. Saya pun menitipkan sepeda motor ke salah satu rumah di depan pintu masuk. Sebelum berjalan masuk, saya sempat tertegun. Candinya mana? Sepenglihatan di balik pagar hanya ada pos satpam, hamparan taman yang hijau, dan onggokan batu-batu yang tampak berserak. Jangan-jangan ini bukan tempat yang ingin saya kunjungi.
Kegalauan itu justru menuntun saya untuk terus melangkah masuk. Dan semakin saya masuk, semakin terjawablah kegalauan saya. Di balik pagar tanaman, di bawah sana, terdapat 1 buah candi berukuran besar. Di depannya terdapat 3 buah candi yang berukuran lebih kecil. Inilah yang disebut Candi Sambisari yang terletak di Dusun Sambisari, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman.
Tidak ada cara lain untuk sampai ke kompleks itu, selain menuruni tangga. Biasanya, kita harus naik. Tapi di Sambisari kita harus turun karena candi ini terletak sekitar 6,5 m di bawah permukaan tanah. Selain 3 buah candi tersebut, di sisi Barat terlihat ada pagar candi yang telah dipugar. Sementara pagar yang berada di sisi Timur hanya diperlihatkan sedikit saja.
[caption id="attachment_329505" align="aligncenter" width="431" caption="pintu utama, selasar, pintu bilik utama, dan lingga yoni di sambisari"]
Menjelajahi setiap sisinya, saya merasakan betapa hebat dan luar biasa warisan nenek moyang ini. Sekaligus betapa luar biasa usaha yang dilakukan untuk menyusun kembali puzzle batu-batu ini menjadi seperti bentuknya semula. Butuh waktu yang lama untuk menggali dan menyusun setelah ditemukan bongkahan pertama pada tahun 1966 oleh seorang petani bernama Karyowinangun. Ketika sedang mencangkul sawah, cangkulnya terantuk batu besar. Inilah bongkahan pertama yang ditemukan. Berkat ketekunan dan kegigihan para arkeolog, situs yang telah tertimbun ratusan tahun itu dipugar. 21 tahun sesudahnya, barulah kita bisa menikmati perjuangan panjang menyusun puzzle batu-batu itu. Bukan waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan menyusun puzzle raksasa itu.
Candi Sambisari adalah salah satu lokasi wisata yang layak untuk dikunjungi. Anda akan menemukan hal-hal berbeda yang tidak dijumpai di tempat lain. Areal candi berada di tengah sawah dan perkampungan penduduk. Tamannya demikian terawat dengan baik. Kita bisa menemukan aneka jenis kupu-kupu eksotis di tempat ini. Beberapa pohon perindang dengan tempat duduk di sekitarnya bisa menjadi tempat yang asyik untuk berkumpul. Kompleks candi yang menghijau dan terawat dengan baik, inilah salah satunya.
[caption id="attachment_329504" align="aligncenter" width="620" caption="salah satu jenis kupu yang banyak terdapat di kompleks taman candi sambisari"]
Dari sisi bangunan, candi Sambisari pun memiliki keunikan yang tidak ada di tempat lain. Candi-candi yang ada di tanah Jawa selalu memiliki alas. Tetapi untuk Sambisari, kita tidak akan menjumpainya. Rupa-rupanya, kaki candi sekaligus berfungsi sebagai alas. Tidak mengherankan jika posisi kaki candi sejajar dengan tanah. Bagian kaki candi dibiarkan polos. Kita tidak akan menemukan ornamen atau relief pada kaki candi.
[caption id="attachment_329501" align="aligncenter" width="417" caption="tanpa alas dan bagian bawah candi yang polos"]
Beragam hiasan yang umumnya berupa simbar baru dijumpai pada bagian tubuh hingga puncak candi bagian luar.Setelah masuk melalui pintu utama, kita akan menemuai selasar selebar 1 meter. Jika kita mengelilinginya, kita akan menjumpai 3 relung yang masing-masing berisi sebuah arca. Di sisi utara, terdapat arca Dewi Durga dengan 8 tangan yang masing-masing menggenggam senjata. Sementara di sisi timur terdapat Arca Ganesha. Di sisi selatan, terdapat arca Agastya dengan tasbih yang dikalungkan di lehernya.
[caption id="attachment_329503" align="aligncenter" width="394" caption="arca ganesha"]
Alasan berikutnya adalah lokasi candi yang cukup dekat dengan jalan utama Jogja-Solo. Di sekitar tempat ini pun ada banyak candi lain yang bisa dikunjungi. Candi Sambisari adalah sebuah mahakarya. Kiranya tidak berlebihan jika saya mengatakan potongan-potongan puzzle yang telah disusun oleh para arkeolog selama 21 tahun ini sungguh layak dikunjungi.
[caption id="attachment_329506" align="aligncenter" width="412" caption="hiasan berupa seekor singa yang berada dalam mulut makara (hewan ajaib dalam mitologi Hindu) yang menganga. "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H