Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Banjir Merendam Langkat, Sumatera Utara

17 Januari 2015   05:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:58 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_346645" align="aligncenter" width="496" caption="warga terlihat sedang bercengkerama di depan rumah yang terendam air hampir selutut"][/caption]

Sudah sejak hari Selasa, 13 Januari 2015, banjir merendam lima kecamatan di kabupaten Langkat. Ribuan rumah warga terendam air dengan berbagai variasi ketinggian. Dengan kondisi ini, banyak warga yang mengungsi ke posko pengungsian atau ke rumah keluarganya yang aman dari bahaya banjir. Sebagian warga lainnya memilih tetap tinggal di rumahnya meski terendam banjir.

Memasuki hari ke empat, banjir baru surut di dua kecamatan, sedangkan tiga kecamatan lainnya belum menampakkan tanda-tanda surutnya air. Kecamatan Batang Serangan dan Wampu, banjir telah mulai surut. Sementara di Tanjungpura, Hinai, dan Sawit Seberang air masih menggenang dengan ketinggian yang berbeda-beda.

[caption id="attachment_346646" align="aligncenter" width="496" caption="air masih menggenapi beberapa titik di kecamatan tanjung pura dengan berbagai variasi ketinggian"]

14214212681553663273
14214212681553663273
[/caption]

Ketinggian air yang masih tinggi adalah kecamatan Tanjung Pura. Banjir merendam 10 desa di kecamatan Tanjung Pura. Ketinggian air bervariasi antara 30 cm sampai dengan 1 meter. Rumah yang cukup tinggi, air hanya menggenangi teras. Sementara rumah yang cukup rendah, air terlihat masih menggenang sampai ke dalam rumah. Beberapa akses jalan, baik jalan utama maupun gang-gang terendam air. Terendamnya beberapa ruas jalan ini tentu membahayakan sebab di kanan kiri akses jalan ini terdapat selokan atau bahkan kolam-kolam milik warga. Diperlukan kehati-hatian ketika melintasi supaya tidak terperosok ke dalam selokan atau kolam.

[caption id="attachment_346647" align="aligncenter" width="496" caption="anak-anak terlihat riang bermain"]

14214214012104758406
14214214012104758406
[/caption]

Meski demikian, warga seolah santai-santai menghadapi bencana banjir ini. Aktifitas warga, masih normal, meski tidak seperti biasanya. Bahkan, banjir yang melanda ini pun dijadikan sarana bermain bagi anak-anak. Bermodalkan batang pisang, mereka membuat gethek dan menggunakannya untuk bermain-main. Hari ini, Jumat 16 Januari 2015, pasar Tanjung Pura sudah berjalan normal. Toko-toko telah buka seperti hari-hari sebelum banjir melanda. Keramaian pasar terlihat normal sebab wilayah ini genangan air yang merendam sebagain toko sudah tidak terlihat. Hari Rabu yang lalu, air tampak menggenangi sebagian besar toko setinggi mata kaki.

Di daerah Tanjung Pura, warga yang mengungsi di posko hanya warga yang rumahnya terendam air cukup tinggi. Sementara yang lainnya memilih bertahan di rumahnya. Genangan air setinggi mata kaki atau lutut tidak menyurutkan niat mereka untuk bertahan di rumahnya masing-masing. Mereka menyingkirkan dan menumpuk perabotan supaya tidak rusak akibat terendam air.

[caption id="attachment_346648" align="aligncenter" width="496" caption="suasana bagian dalam rumah warga yang terendam air"]

1421421517232450005
1421421517232450005
[/caption]

Di tempat-tempat yang rendaman airnya tidak terlalu tinggi, warga beraktifitas seperti biasa. Sedangkan daerah yang airnya cukup tinggi, warga menggunakan perahu karet, perahu kecil, atau alat lainnya untuk menunjang aktifitas mereka. Sesekali mereka harus menengok rumah untuk menjaga rumah mereka dari kemungkinan pencurian.

Suasana pengungsian pun cukup memprihatinkan. Salah satu gedung yang digunakan sebagai posko terlihat tidak terawat karena terlihat kotor dan kumuh. Dengan kondisi tempat pengungsian seperti ini tentu membahayakan bagi kesehatan warga, terutama untuk anak-anak. Air banjir yang bercampur dengan berbagai sampah berpotensi menyebarkan berbagai gangguan kesehatan.

[caption id="attachment_346649" align="aligncenter" width="379" caption="salah satu sudut di posko pengungsian"]

14214215851261905715
14214215851261905715
[/caption]

Ketika mengunjungi lokasi banjir di kecamatan Tanjung Pura, ada pemandangan yang cukup menarik. Di tengah kompleks perkampungan terdapat waduk resapan berukuran sedang.30 Namun waduk ini dipenuhi dengan eceng gondok dan sampah di seluruh permukaannya. Mengapa bisa demikian? Padahal keberadaan waduk ini sangat berperan besar dalam mengurangi bahaya banjir.

Selain itu, ketika kita melewati sungai Tanjung Pura akan terlihat pemukiman warga di sepanjang sungai. Keberadaan rumah-rumah warga di bantaran sungai ini tentu membahayakan. Tidak hanya para penghuninya, tetapi juga membahayakan warga yang lainnya.

[caption id="attachment_346650" align="aligncenter" width="497" caption="pemandangan waduk yang terletak di tengah perkampungan. tampak eceng gondok dan sampah memenuhi permukaan waduk"]

1421421653307382752
1421421653307382752
[/caption]

Kiranya, Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah nyata mengingat beberapa daerah di Tanjung Pura adalah daerah langganan banjir. Setiap musim penghujan, beberapa daerah tersebut selalu mengalami banjir. Upaya-upaya nyata ini tentu akan meminimalisir bencana yang akan terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun