Mohon tunggu...
Yeni Sahnaz
Yeni Sahnaz Mohon Tunggu... Penulis - Junior

Seorang lansia yang senang bertualang di belantara kata-kata dan tidak suka pakai kacamata kuda dalam menyelami makna kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

I Believe I Can Fly

27 Februari 2010   02:28 Diperbarui: 15 Agustus 2024   20:11 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kamis 25 Februari 2010 wawancara Bowo di acara Impact Qtv. 

Jam enam pagi aku dan Bowo meluncur menembus arus kendaraan yang masih agak sepi menuju studio Qtv di Gedung Citra Graha Jalan Gatot Subroto-Jakarta. Sepanjang perjalanan Bowo terlelap di pangkuanku sementara aku sendiri asyik menikmati lagu kesukaan Bowo ’ I believe I can fly ‘ yang dinyanyikan R. Kelly dengan ekspresif; Berlanjut suara bocah almarhum Michael Jackson membuaiku dalam ‘ Ben, ‘ lagu ini telah mewarnai perjalanan hidupku sejak aku masih bocah hingga anak-anakku berangkat remaja dan kebetulan anakku pun menyukainya. ‘The supermasive black hole ‘ dari The Muse menggoyangku di pagi yang hangat oleh cercah  mentari dan tak terasa sudah hampir mencapai tempat tujuan. Bowo kubangunkan, Ia menggeliat  dengan mata setengah terbuka lalu berusaha bangun. “ Uhhh…Ibu tahu enggak….tadi aku mimpi seruuu… sampai dua episode..!! “  Aku tertawa geli sambil membatin “Apa iya mimpi kok pake episode?….kayak sinetron aja…!! “  


Kami memasuki Gedung Citra Graha tepat jam 08.00 wib sementara janji wawancara jam 10. 00. Masih ada waktu untuk mencari sarapan, untunglah Pak Satpam menunjukkan kantin di belakang gedung yang sudah dipenuhi pelanggan. Semangkuk soto Betawi dan segelas teh hangat cukuplah mengganjal perut Bowo yang keroncongan dan aku memilih semangkuk bubur ayam yang murah meriah namun lezat untuk pengganjal perutku.


Usai sarapan, kami dengan semangat menuju studio QTV di lantai 11. Saat di lift kami melihat bercak sebuah tapak tangan berwarna merah yang menempel di dinding lift yg berlapis tripleks. Kukira orang iseng telah mengotorinya namun setelah sampai di lantai 11, tangan Bowo menggamitku dengan setengah menggusur “ Cepat…di lift itu ada sesosok mahluk…!! “ Wuihhh pagi-pagi kok udah horror nih….sambil bergidik aku berjalan cepat menuju studio. Kami leyeh-leyeh di sofa empuk sambil menunggu Pak Jon Minofri, Host yang akan mewawancara Bowo. Tidak lama sebuah sapaan hangat menyambut kami. Ternyata Pak Jon baru saja menerobos rapatnya belantara lalulintas Jakarta dengan mengendarai sepeda ke kantornya. Satu sikap yang patut ditiru demi meraih kesehatan jasmani dan juga untuk menjaga kelestarian lingkungan. Luar biasa, sulit kubayangkan trik Pa Jon dalam mengendarai sepeda untuk sampai dengan selamat ke tempat tujuan.


Kami menuju studio dan saat akan melangkah ke forum, sejenak Bowo berpaling ke arahku sambil menatap lurus. “ Bismillah ya nak,” hanya kata itu yang bisa kuucapkan untuk menguatkan dirinya. Ia mengangguk dan berjalan dengan penuh percaya diri, dari jauh kutatap anakku dengan penuh takjub.


 Awal perbincangan Host bertanya tentang pemilihan nama tokoh Willy Flarkies dalam novel "The Chronicles of Willu Flarkies yang ditulis Bowo.

“ Kenapa Flarkies bukan Flarkie karena kalau tambah ‘s’ kan artinya jamak? “

Hampir saja aku menyahut ingin membantu Bowo menjawab pertanyaan yang kelihatan sepele tapi penuh makna. Untung saja aku ingat bahwa kami sedang On-air. 

“ Om Hostttt…kita kan lagi bicara tentang fantasiii….bukan gramatikaaa, kalau gitu gimana dengan yang namanya Lilis, Anas, Faris dll…ha..ha…ha…” ucapku di dalam hati. Aku tahu Bowo alergi dengan hal-hal yang bersifat teoritis, karenanya aku takut Ia tidak bisa menjawab. 

Tiba-tiba di luar dugaan, dengan tenang sambil tersenyum Bowo menjawab santai “ Ohhh…Flarkies itu kan paduan dari ‘ Flare (nyala) ‘ dan ‘ Cookies (kue kering) ‘…….!!! “ 

 Ohh My God….ternyata anakku bisa  berkelit dengan elegan…..sebuah diplomasi yang elok….jauh lebih keren daripada omongan politikus karbitan yang sering wara-wiri di layar TV.

Perbincangan bertambah seru namun buah hatiku tak gentar menghadapi  cecaran pertanyaan dari Host yang memandu acara dengan ‘ sersan ‘ (serius tapi santai). Berbagai pertanyaan dijawabnya dengan lugu, hal ini justru menambah daya tariknya hingga  terlihat natural karena Bowo sebelumnya tidak pernah tahu pertanyaan apa yang akan disampaikan.


Ada detik yang membuatku agak deg-degan saat Host bertanya tentang kelebihan teknologi yang ada di dunia Downside. Aku khawatir Bowo tak bisa menjawab, namun dengan penuh percaya diri Bowo menjelaskan bahwa Ia sangat prihatin dengan kondisi dunia Upside saat ini yang sudah rusak oleh teknologi yang tidak ramah lingkungan hingga terjadi perubahan iklim global. Karena itu Ia menciptakan teknologi di dunia Downside yang  meskipun lebih canggih dan futuris namun tidak akan merusak lingkungan karena menggunakan daya magnet bumi. Saat Host bertanya kapan teknologi ini bisa direalisasikan? Bowo dengan yakin menjawab tahun 2015 Ia akan mewujudkan sebuah mobil dengan daya magnit hingga tidak usah memakai bahan bakar dan ban. Hmmmmmm….sebuah asa yang indah dan mulia semoga Yang Maha Kuasa berkenan mewujudkannya.


Satu kejutan terjadi, saat jeda Pak Jon menanyakan daerah asal Bowo lalu bergulirlah obrolan diantara kami yang ujung-ujungnya ternyata di era 90 an (20 tahun lalu) Pa Jon pernah bekerja di Perusahaan yang sama denganku namun saat itu kami sama sekali tidak saling mengenal. Pantas tiap aku menonton acara Impact, dejavuku selalu kambuh karena merasa pernah mengenal Pa Jon sebelumnya. Wah dunia ternyata sempiiiiit, tak kuduga anakku telah menautkan benang merah dalam memori kehidupanku.


Sebuah kecupan mungil mendarat di pipiku lalu Bowo berbisik “ Thanks Allah….Thanks Mom…!!” Kami meninggalkan studio QTV dengan langkah ringan dan riang.


Terimakasih kepada :

* Allah yang telah mengenalkan kami pada Pak Jon Minofri dan seluruh kru QTV yang telah memberi Bowo kesempatan untuk tampil di acara Impact & terimakasih kepada Pa Sopir yang telah mengantar kami dengan selamat sampai ke tujuan.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun