Mohon tunggu...
Yeni Sahnaz
Yeni Sahnaz Mohon Tunggu... Penulis - Junior

Seorang lansia yang senang bertualang di belantara kata-kata dan tidak suka pakai kacamata kuda dalam menyelami makna kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Dua Jam Bersama Ibu Haryati Soekarno

12 September 2012   13:09 Diperbarui: 9 Februari 2024   18:28 10497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13478333591655554647

 

Aku baru saja ke luar dari toko buku di Mall E dan tengah bersiap untuk pulang. Tiba-tiba mataku terpaku pada sosok  ibu berusia senja mengenakan baju putih yang berjalan tertatih sendirian  sambil tangannya memegang tongkat penopang tubuh. Karena khawatir melihat kondisinya aku lalu menghampiri beliau sambil bertanya adakah yang mendampinginya? Beliau menggeleng, kutanyakan lagi tempat yang ditujunya. Ternyata beliau ingin membeli baju gamis putih.

Aku menawarkan diri untuk mengantarnya dan beliau  bersedia kutemani. Beberapa toko pakaian kami masuki namun baju yang dicarinya tidak ada. Lalu kutunjukan baju gamis dengan warna lain yang nampak cantik tapi  beliau menjawab, “ Setelah pergi haji, saya tak pernah pakai baju selain warna putih. “ 

Jawaban beliau tentu saja membuatku terheran-heran, kupandangi sosok sepuh yang masih menyisakan aura kecantikannya, rambutnya tertata rapi, dengan busana yang sederhana meski tanpa mengenakan perhiasan secuilpun, penampilan beliau nampak elegan. 

Berbagai pertanyaan mulai menggelitik di benakku, siapa beliau, mengapa beliau, namun tak sepatah kata pun ku ucapkan. Aku lalu mengajak beliau untuk beristirahat di sebuah cafe sambil berbincang ringan. Saat kutanya nama dan alamat (bila terjadi sesuatu aku berniat menghubungi keluarganya), beliau lalu membuka identitas dirinya. Disodorkannya sebuah kartu yang bertuliskan nama ‘ Haryati Soekarno. ‘

Tak berapa lama kami berbincang dengan akrab bak kawan  yang lama tak bersua.  Beliau bercerita berbagai hal di masa lalu dan kini dengan memori yang masih melekat kuat diselingi bahasa Inggris dan Belanda yang fasih. Mulai ulah Cindy Adams yang mengintil kemana pun Bung Karno pergi demi mendapatkan data-data otentik untuk biografi yang tengah ditulisnya hingga gosip Syahrini-Anang-Ashanti dan lainnya. 

Terus terang selama ini aku tak terlalu mengenal sosok istri ke enam Bung Karno tersebut. Di media berita tentang Bu Haryatie sangat jarang dipublikasikan. Sepenggal kisah beliau dan Bung Karno pernah kudapatkan dari almarhumah ibunda dulu sekali selagi aku duduk di bangku SMP. 

Menurut ibuku, saat gadis beliau menjadi jurnalis dan berkesempatan mewawancarai Bung Karno. Usai acara Ibu lalu melesat dengan sepeda ontel menuju kantornya untuk segera mempublikasikan berita yang baru saja didapatnya. Di tengah jalan Ibu dihadang teman-temannya sesama wartawan yang memberitahu bahwa usai diwawancarai, bung Karno berucap, “ Tolong panggil gadis   yang tadi memberondong saya dengan pertanyaan..!” 

Sadar bahwa hanya dirinya perempuan yang mewawancarai Bung Karno, ibuku bukanya segera menghadap beliau, justru berbalik arah melarikan diri sambil dikawal teman-temannya. Konon ibu takut sekali saat itu.

Aku menceritakan kisah ibuku kepada Bu Haryati lalu kami tertawa berderai dan beliau berujar, “ Pasti ibu jeng Yeni cantik dan cerdas ya sampai Bung Karno terpesona, beliau memang punya selera tinggi...” 

Menjelang kami berpisah, Bu Haryati mengungkapkan hasratnya untuk menerbitkan kisah-kisah menarik bersama Bung Karno yang belum diungkapkan di buku beliau sebelumnya.

“ Jeng Yeni...kapan-kapan kita ketemu lagi ya, silakan datang ke rumah saya..sungguh pertemuan kita tak pernah saya duga kalau bukan karena takdir Allah...”

Bu Haryati membuka dompetnya lalu menyodorkan dua lembar foto antik beliau bersama Bung Karno. “ Ini pegang saja sama Yeni,” ujar beliau.

Awalnya aku berniat menolak tapi tatapan mata Bu Haryati begitu tulus tanpa syarat. Kuterima foto pemberian beliau dengan sukacita sambil berjanji dalam hati, “ Aku tak pantas memiliki foto yang amat bersejarah bagi Bu Haryati, keluarga besar Bung Karno  serta bangsa Indonesia. Insyaallah suatu hari aku akan mengembalikannya#   Bogor 11-09-2012

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun