Meski sudah 68 tahun Indonesia Merdeka, ternyata sejumlah rumah tangga di Kab Tangerang belum tersetuh aliran listrik, hal ini juga menandakan bahwa di wilayah tersebut sama sekali belum terjamah kue pembangunan. Selain belum ada jaringan listrik, aka sudah pasti belum juga terdapat jaringan komunikasi, air bersih, jalan dan jembatan serta fasilitas kesehatan dan bahkan kemungkinan pendidikan. Beruntung Kab Tangerang memiliki seorang pemimpin, Ahmed Zaki Iskandar yang memiliki kepedulan terhadap warganhya yang belum memperoleh aliran listrik.
Kepala Dinas Sosial dan Kesejahteraan Rakyat (Dinsoskesra) Kabupaten Tangerang, Uyung Mulyardi mengatakan sedikitnya 2.066 rumah di wilayah Kabupaten Tangerang belum menikmati layanan listrik. Beberapa wilayah desa yang sampai saat ini belum semua terjangkau oleh listrik adalah wilayah Solear, Cipaeh, Pasir Ampo, Pagedangan Ilir, Ciangir, Mekar Bakti, Cikasungka, dan Cikuya. karena wilayahnya masih sangat terpencil, jauh dari tiang listrik. Rumah tangga yang sampai saat ini belum teraliri listrik, rata-rata terdapat di wilayah perbatasan, seperti wilayah perbatasan Bogor, Rangkas, dan wilayah perbatasan Serang.
Sementara itu Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar menjanjikan, untuk tahun 2014, pihaknya memastikan desa-desa yang sampai saat ini belum dialiri listrik tersebut akan mulai teraliri listrik secara bertahap. Dalam menangani masalah ini, kami sudah membuat program yang dinamakan program desa benderang. Program desa benderang ini merupakan salah satu program unggulan yang bertujuan untuk memajukan Kabupaten Tangerang, dalam program desa benderang ini pihaknya menargetkan mulai 2014 nanti, setiap tahun terdapat 1.500 rumah tangga yang masih gelap, akan tersambung aliran listrik PLN. Selain hunian, mushola setiap malam cuma mengandalkan lampu teplok, sehingga anak-anak yang mengaji di mushola harus puas dengan penerangan seadanya. Tidak adanya penerangan listrik juga menyebabkan suasana kampung gelap gulita. Warga mengkhawatirkan kondisi tersebut mengundang rawan tindak kejahatan.
Ketua Gerakan Cinta Damai (Gracida) Kabupaten Tangerang, Afip Prilianto menyebutkan, kondisi tersebut memaksa para penduduk keluarga sederhana menggunakan lampu teplok atau cempor berbahan bakar minyak tanah. Sedangkan pemilik rumah permanen biasanya menggunakan petromak. Itu pun dinyalakan sampai menjelang tengah malam saja, jam-jam berikutnya diganti lampu cempor. Kondisi ini sangat ironis, Kabupaten Tangerang yang kerap dijuluki daerah seribu industri masih terdapat tempat-tempat yang tidak tersentuh listrik. Di daerah yang belum dialiri listrik tersebut harus dibangun jaringan tegangan tinggi dan travo yang baru. Semua ini menyangkut kepentingan sosial masyarakat.
Sangat diharapkan peran serta masyarakat serta terutama pihak DPRD Kab Tangerang untuk menyetujui anggaran yang diajukan Pemkab dalam menangani permasalahan tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI