Setiap momen adalah hal terbaik yang telah Tuhan anugerahkan. Begitu pula dalam menelusuri jejak kehidupan, menjadi saat terindah ketika kita melihat potret yang menggambarkan jalannya perjalanan. Melihat poto-poto seakan menjadi kilas balik akan cerita perjalanan yang sudah dilakukan. Segenggam smartphone, telah menyimpan akan suasana dan cerita perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Â
[caption caption="Andromax R"][/caption]
Foto seakan memotret satu perjalanan kebudayaan, menuju kebudayaan lainnya. Tingginya bukit dengan rindangnya pepohonan menyimpan jejak kebudayaan masa lalu, baik manusia maupun makhluk lainnya. Hamparan laut menyimpan aneka makhluk yang memiliki siklus budaya yang bersentuhan dengan manusia. Demikianlah, dalam travelling bukan hanya melihat tempat dan menikati suasananya, tetapi juga mencoba menggali dan memahami akan jejak budaya masa lalu dan sekarang. Maka, setiap tempat menjadi napak tilas budaya. Dan dengan Smartfren 4G LTE Advanced, traveling menjadi asik. Â
[caption caption="Andromax R"]
Ketika akan travelling, ada banyak hal yang dipersiapkan, termasuk kamera untuk menangkap moment perjalanan. Namun, bukan hanya kamera yang saya persiapkan, tetapi mengisi ulang smartphone agar batrenya penuh menjadi hal yang rutin saya lakukan. Smartfren Andromax R 4G LTE R selalu menemani saya dalam setiap perjalanan. Biasanya, saya lebih memaksimalkan dengan kamera DLSR, tetapi sejak memiliki Smartfren Andromax 4G LTE, saya memiliki alternatif dalam memotret. Kenapa saya memilih Smartphone Andromax 4G LTE dalam memotret setiap tempat yang saya kunjungi? Berikut hal-hal yang membuat saya memilih smartphone ini.
1. Ringan.
Smartphone Andromax 4G LTE sangat ringan untuk dibawa kemana-kemana. Bahkan, kita bisa menyimpannya di saku baju ataupun celana. Tidak mesti membawa tas khusus kamera bila kita sedang menjelajah ke bukit atau melewati wilayah yang curam.
[caption caption="Andromax R"]
Saya memang sering jalan-jalan, tetapi saya masih gagap ketika menyeberangi sungai, menelusuri pinggiran bukit yang bawahnya curam, dan naik perbukitan atau gunung.
Dalam kegagapan ini, saya tidak mungkin memegang kamera DLSR, karena untuk keseimbangan diri sendiri saya masih pegangan tongkat dan tangan teman.