Mohon tunggu...
Y Rosandi
Y Rosandi Mohon Tunggu... -

let's make the world a bit better

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tinjauan heuristik sekolah anak-anak kita

12 Juli 2012   09:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seleksi masuk sekolah dasar dan menengah mungkin sebaiknya tidak ada. Yang seharusnya tersedia adalah test untuk mengetahui status anak didik, yang kemudian digunakan untuk menentukan penanganan yang terbaik untuk anak tersebut. Kita tidak berhak untuk mengelompokan anak-anak pintar di satu sekolah saja, anak-anak kaya di sekolah lain, dan anak-anak kurang beruntung atau kurang cerdas di sekolah yang lain lagi. Hal ini menimbulkan kerenggangan sosial diantara anak-anak kita. Sebaiknya kita bersandar pada system sekolah semacam sekolah inklusif, dimana setiap siswa, terlepas dari kemampuan akademiknya, dapat saling mengenal dan saling membantu. System seperti ini menghindari diskriminasi dalam pendidikan. Dengan saling mengenal anak-anak berkemampuan akademik dan ekonomi berbeda-beda dapat melatih mereka untuk memahami keragaman dalam masyarakatnya serta melatih jiwa sosial untuk saling tolong-menolong. Belajar bukan hanya dari buku atau pelajaran yang disampaikan guru, akan tetapi juga dari lingkungan sekitar.

Untuk memasuki sekolah lanjutan tingkat atas (SMA), test dan ujian mungkin diperlukan, akan tetapi bukan untuk mendapatkan kursi di sekolah, melainkan untuk menentukan penjurusan sesuai dengan minat dan kemauan anak. Kita harus sadari bahwa setiap anak adalah unik. Tidak semua dapat menerima materi pelajaran dengan kapasitas dan antusias yang sama. Mereka memiliki minat, bakat dan kemampuan yang berbeda. Pada usia memasuki sekolah lanjutan, anak dapat memilih sekolah kejuruan atau sekolah umum. Informasi mengenai kualitas, bakat, dan minat anak seharusnya sudah tersedia dari data-data di sekolah sebelumnya. Data seperti ini seharusnya lebih dipergunakan sebagai rujukan, karena memiliki keakuratan jauh lebih baik dibanding dengan hasil satu kali ujian. Masyarakat harus dapat memahami bahwa keberadaan jenis-jenis sekolah tersebut tidak menggambarkan gengsi, melainkan satu pilihan jalur pendidikan yang diambil oleh anak didik sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka. Dalam hal ini pun bangku sekolah bagi anak-anak tersebut tetap harus tersedia, jika dipandang bahwa pendidikan adalah hak anak.

==Quote: "Test bukan untuk mendapatkan kursi di sekolah, tetapi untuk menentukan penanganan terbaik bagi anak didik"==

Rangkuman
Pendidikan adalah hak anak. Satu kursi di sekolah harus tersedia untuk setiap anak. Tingkat prestige dan gengsi sekolah tidak perlu, tetapi kualitas dan fasilitas sekolah harus merata. Sarana-prasarana dan proses pembelajaran di sekolah harus standard, sedangkan hasil akhir yang didapat dari proses belajar, hendaknya diterima apa adanya sebagai gambaran kualitas aktual anak-anak kita. Dilihat dari baik-buruknya hasil ujian akhir, mereka tetap anak-anak yang berhak atas pendidikan lanjutan yang baik, sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan mereka yang unik. Sekolah sebaiknya terdistribusi sesuai dengan domisili tempat tinggal anak. Lingkungan harus pula menjadi sumber yang baik, yang langsung atau tidak langsung akan dipelajari oleh anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun