Mohon tunggu...
yudha heston
yudha heston Mohon Tunggu... -

simply life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lion Air - Sumber Selamat

25 Februari 2015   20:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

gegap gempita pemberitaan tentang gagal terbang dan penundaan yang dialami penumpang lion air sabtu 21 Februari 2015 yang lalu, membuat saya tergelitik untuk membuat pembandingan maskapai penerbangan lion air, dengan perusahaan otobus sumber selamat. pemilik perusahaan lion air sendiri bahkan menyebutkan bahwa maskapainya adalah terburuk di dunia (sumber http://bisniskeuangan.kompas.com/read/ 2015/02/21/152425026/ Rusdi.Kirana.di.Balik.Lion.Air.3.Maskapai.Saya.Paling.Buruk.di.Dunia.tapi.Anda.Tak.Punya.Pilihan). seolah - olah kemudian menjadi pembelaan akan berbagai kejadian buruk terkait jadwal terbang lion air.

bagaimana sebuah perusahaan transportasi dapat bertahan walaupun mempunyai image atau citra yang sudah terlanjur buruk? sebagaimana judul opini saya di atas, kasus lion air dapat dibandingkan dengan PO sumber selamat, sebuah PO yang melayani trayek jawa timur (surabaya) ke beberapa kota di jawa tengah. Walaupun citra masyarakat sudah terlanjur buruk, kedua perusahaan ini tetap memiliki (calon) penumpang.

sebelum menjawab pertanyaan ini saya beri gambaran bagaimana kondisi masalah kedua perusahaan ini, Lion air: masuk sebagai maskapai penerbangan terburuk, melanggar izin terbang, identik dengan delay, bagasi dibobol, layanan yang buruk (sumber http://palingseru.com/58545/5-catatan-buruk-lion-air-di-bisnis-penerbangan-yang-perlu-kamu-ketahui). sumber selamat merupakan nama pengganti sumber kencono, yang tercatat beberapa kali mengalami kecelakaan lalu lintas, yang mengakibatkan hilangya nyawa (sumber http://www.tempo.co/read/news/2012/03/19/180391217/Ganti-Nama-Bus-Sumber-Kencono-Tetap-Kecelakaan).

jadi mengapa mereka tetap memiliki (calon) penumpang, yaitu terkait dengan kebutuhan dasar transportasi yaitu untuk memindahkan kita ke tempat yang ingin kita tuju dengan segera( cepat), murah, aman dan nyaman.

tentunya kemudian ada berbagai faktor yang kemudian mempengaruhi keputusan untuk memilih kedua perusahaan ini, misalnya kebutuhan waktu terkait trayek/rute yang tersedia, keterseidaan dana/biaya untuk melakukan perjalanan, tingkat keamanan, dan pilihan kenyamanan. hal - hal ini kemudian diperbandingkan oleh (calon) penumpang untuk dicari untung dan ruginya.

tulisan ini bukan untuk memberikan pembenaran kepada pelayanan yang tidak baik, yang menjadi citra kedua perusahaan, namun lebih kepada harapan agar pihak yang berwenang dapat belajar, dan tidak mendasarkan pada keberadaan potensi pasar calon penumpang saja, ijin trayek sebuah perusahaan transportasi dapat diberikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun