Mohon tunggu...
Yoza Setya
Yoza Setya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Antusias dalam mempelajari hal baru, pengamat yang baik, dan seseorang yang ambisius

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Mberot, Mahasiswa KKM Kelompok 105 UIN Malang Saksikan Kekayaan Budaya Lokal

25 Desember 2024   16:36 Diperbarui: 25 Desember 2024   16:36 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Mberot di Dusun Wangkal

Wangkal, Dalisodo, 21 Desember 2024 -- Tradisi Mberot kembali digelar di Dusun Wangkal, Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, sebagai bagian dari perayaan pergantian ketua RT. Acara yang berlangsung meriah pada Sabtu malam (21/12) ini menarik perhatian masyarakat setempat, termasuk mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) kelompok 105 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Sebelas mahasiswa dari kelompok 105, yaitu Nazih, Sifa, Hilmy, Mirna, Nisa, Ana, Shofi, Yoza, Nada, Sheila, dan Aida, hadir untuk menyaksikan langsung tradisi yang kaya akan nilai budaya ini. Mberot, sebuah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong masyarakat dalam menyambut perubahan kepemimpinan di tingkat RT. 

Acara dimulai pada pukul 21.00 WIB, diawali dengan ritual adat yang dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat. Dalam tradisi Mberot, masyarakat berkumpul untuk menggelar acara syukuran bersama yang biasanya melibatkan makanan khas desa, pembacaan doa, dan prosesi simbolis yang mencerminkan harapan akan keberkahan dan kemajuan bagi lingkungan mereka.

Mahasiswa KKM kelompok 105 tampak antusias mengikuti jalannya acara. Nazih, salah satu mahasiswa, mengungkapkan kekagumannya terhadap tradisi ini. "Mberot adalah salah satu bentuk warisan budaya yang menunjukkan solidaritas masyarakat desa. Kami merasa beruntung bisa menyaksikan langsung dan belajar dari tradisi ini," katanya.

Nisa, mahasiswa lainnya, menambahkan bahwa kehadiran mereka di acara ini bukan hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal. "Kami berharap tradisi ini terus dilestarikan, karena memiliki nilai-nilai yang sangat positif, seperti kebersamaan, penghormatan terhadap pemimpin, dan rasa syukur," ujarnya.

Prosesi pergantian RT diakhiri dengan penyerahan simbol kepemimpinan kepada ketua RT yang baru. Warga setempat bersama para mahasiswa turut berdoa agar kepemimpinan yang baru dapat membawa kebaikan dan kemajuan bagi lingkungan mereka.

Tradisi Mberot tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga media pembelajaran bagi mahasiswa KKM yang hadir. Selain mengenalkan kekayaan budaya lokal, tradisi ini juga mempererat hubungan antara mahasiswa dengan masyarakat setempat, menciptakan pengalaman berharga selama masa pengabdian di Desa Dalisodo.

Dengan kehadiran mahasiswa KKM dalam acara tradisional seperti ini, diharapkan mereka dapat lebih memahami budaya masyarakat pedesaan sekaligus menjadikannya inspirasi dalam menjalankan program-program pengabdian kepada masyarakat. Tradisi Mberot menjadi bukti bahwa budaya lokal dapat menjadi penghubung antargenerasi dan memberikan pesan penting tentang arti kebersamaan dan syukur dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun