Mohon tunggu...
Yozar HafiizhAndries
Yozar HafiizhAndries Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Politeknik Negeri Jakarta

Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, jurusan Teknik Mesin, program studi Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi, semester 8

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Potensi PLTS di DKI Jakarta Menyongsong Indonesia Net Zero Emission 2060

2 Juli 2024   01:12 Diperbarui: 2 Juli 2024   02:00 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DKI Jakarta sebagai ibu kota negara saat menjadi penyumbang penggunaan listrik terbesar nomer tiga setelah Jawa barat dan Jawa Timur, yang ditaksir mencapai 32,779,2 GWh. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa PLN menggalakan Pembangkit Listrik untuk menghasilkan listrik dengan jumlah yang besar. Perlu diingat Indonesia sendiri masih menyandarkan diri kepada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai pemasok listrik utama yang dimana hal ini berbanding terbalik dengan tujuan Indonesia Net Zero Emission.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan pembangkit listrik yang menggunakan tenaga surya sebagai sumber daya utama dalam membangkitkan listrik. Karena menggunakan tenaga surya sebagai sumber utamanya, PLTS tidak menghasilkan emisi selama pengoperasiannya tidak seperti PLTU yang menimbulkan emisi gas CO2 dan So2. Hal inilah menjadi alasan mengapa PLTS kerap digunakan sebagai alternatif pembangkit listrik untuk menerapkan net zero emission.

Di Indonesia khususnya DKI Jakarta memiliki potensi yang cukup besar untuk menghasilkan listrik dari PLTS dikarenakan DKI Jakarta menerima radiasi matahari yang cukup tinggi dengan rata-rata harian mencapai 2,9 -- 3,3 kWh/m2, yang apabila diakumulasikan dapat menghasilkan listrik yang ditaksir mencapai 3,95 kWh/kWp. Selain itu PLTS memiliki keunggulan yakni tidak memakan lahan yang cukup besar untuk menghasilkan listrik tidak seperti pembangkit listrik lainnya, dimana lahan sebesar 10 m2 dapat menghasilkan daya sebesar 19,8 kWp.

Pemerintah DKI Jakarta juga mendukung hal ini dengan gerakan Jakarta Solar City, selain itu menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) juga melakukan gerakan PLTS Atap (rooftop) yang juga dilaksanakan oleh PLN yakni membangun PLTS di atas atap baik rumah ataupun gedung untuk memajukan Indonesia Net Zero Emission.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun