Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan pejuang seni.

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Warisan Poe

13 Mei 2024   23:52 Diperbarui: 14 Mei 2024   00:14 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tentu saja setiap orang memiliki sosok idolanya tersendiri. Kita ingin mengikuti gaya hidupnya, bahkan pola kehidupannya. Jauh sebelum kelulusan kuliahku, aku mengenal sosok Poe melalui kumpulan cerpennya yang diterbitkan dalam terjemahan Bahasa Indonesia. Kala itu cerota pendek berjudul "Kucing Hitam" berada di awal bab. 

Aku membacanya dengan saksama dari kalimat menuju kalimat, semuanya kunikmati seakan-akan aku menjadi tokoh utamanya. Poe mengajak para pembacanya untuk melihat sifat-sifat manusia sebenar-benarnya. 

Ia menelanjangi sifat-sifat manusia yang selama ini ditutup-tutupi oleh sebuah tipuan. Walau sebenarnya bukan cuma itu pesan yang ingin ia sampaikan, namun sedikit banyak seperti itulah yang kupahami tentang cerpen-cerpennya. 

Dalam satu paragraf ia mampu menjelaskan beberapa maksud dengan gaya bahasanya yang terkadant satir. Jadi aku tak bisa lepas dari kumpulan cerpen Poe selama berhari-hari. 

Aku begitu menikmati cara ia menjelaskan dengan gaya bahasanya yang unik. Bertahun-tahun setelah membaca karyanya kini aku menyadari satu hal, bahwa tulisan-tulisan yang ia lahirkan dari buah pemikirannya adalah sebuah metafora jalan kehidupan yang ia jalani dan ia amati melalui kacamata pemikirannya. 

Sehingga mungkin tulisannya memiliki sebuah nyawanya, karena ia memant benar-benar memikirkan bagaimana cara menyampaikan pemikirannya melalui sebuah cerita pendek maupun puisi. 

Sebagai sosok yang tidak populer pada zamannya, ia cenderunt sabar walau terpaan hidup banyak menamparnya. Dengan telaten ia tulis buah pemikirannya, walau ia tidak terlalu dikenal. 

Bagiku untuk bertahan dalam posisi itu sangatlah susah, jadi Poe memang hanya memikirkan bagaimana ia harus berkarya, bukan bagaimana ia hidup dari karya. Namun setelah melewati berbagai zaman, karya-karya Poe menjadi inspirasi bagi genre Horror maupun detektif. 

Ia begitu dekat dengan para penulis yang terjun dalam genre horror, bahkan setelahnya telah terlahir sebuah genre baru penulisan sastra horor yang diusung oleh H.P Lovecraft. Genre itu tidak lain yaitu kosmis-horror. Horror yang terlahir dari sesuatu yang di nalar manusia. 

Jadi Poe adalah sosok yang berpengaruh di dalam sastra, walau begitu pilu kisah hidupnya. Apa yang ia usahakan telah melampaui zamannya, serta tersampaikan pada generasi setelahnya. Itulah ia sosok "The Raven" yang terbang memasuki di dalam lubang hitam manusia, seraya ia terbang juga ia tebarkan sebuah kilatan cahaya kecil. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun