Agaknya kehidupan manusia tidak bisa lepas dari kebudayaan. Karena kebudayaan sendiri ialah hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia. Sebagai Hayawanan natiq mengacu dari istilah dalam bahasa Arab yang berarti mahluk hidup yang berpikir, yakni manusia mempunyai kemampuan berpikir yang lebih dari mahluk hidup lainnya.Â
Peranan kebudayaan menjadi sebuah jembatan antara kehidupan manusia dengan manusia, atau dengan alam. Dengan berangkat dari kepahaman ini berarti kebudayaan menjadi objek yang sentral didalam kehidupan manusia.
Namun terkadang dalam sebuah kajian ada sebuah hegemoni atau kepentingan untuk menstratakan sebuah kebudayaan. Padahal sebuah kebudayaan memiliki keunikannya tersendiri, terlepas dari baik dan buruknya.Â
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, manusia memahami lebih jauh esensi dari sebuah kebudayaan. Hal ini sifatnya berkembang serta tidak statis, jadi ada istilah kebudayaan yang tidak baik ditinggalkan, dan kebudayaan yang baik dipertahankan keberadaannya.Â
Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragamnya bukan harus dipertahankan namun harus berkembang melalui segala media yang ada, serta pastinya harus disesuaikan dengn kondisi dan situasi sosial masyarakat saat ini. Sebagai masyarakat yang majemuk tentunya cukup banyak yang hal-hal penting yang harus kita ketahui tentang Indonesia. Kita yang berbentuk negara kepulauan serta menjadi salah satu yang termasuk kedalam negara dengan garis pantai terpanjang di dunia harus betul-betul memahami perbedaan ini. Namun apakah perbedaan ini memisahkan kita? Tentunya tidak, karena kita sudah menyepakati bersama-sama serta menaruh hormat kepada tiap-tiap perbedaan itu yang tertulis dalam ucapan "Bhineka Tunggal Ika".Â
Pada beberapa puluh tahun bahkan ratus tahun yang lalu, bangsa barat telah mengkerdilkan kita dengan menyebut bangsa Timur kebudayaannya tidak lebih baik dari Barat. Namun hal itu salah besar, karena tiap-tiap wilayah memiliki kekhasannya tersendiri, hal ini telah disampaikan oleh ahli ilmu sosial seperti Levi Strauss. Tiada kebudayaan yang lebih rendah atau lebih tinggi, adanya sebuah keunikan. Mungkin kalau mengacu dalam kacamata teknologi kita tertinggal beberpa puluh tahun, namun tidak dengan kebudayaan. Masyarakat memiliki caranya tersendiri untuk memahami alam beserta isinya melalui kacamata kewilayahan mereka. Wilayah di Asia tenggara tentunya berbeda dengan wilayah di Eropa Timur dalam menjelaskan mitos dan logosnya. Jadi sebagai sebuah bangsa yang besar tidak ada ruginya kita mulai mempelajari apa yang diketahui oleh para leluhur kita, baik atau buruknya baiknya disifati dengan pemikiran kebijaksanaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H