Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan pejuang seni.

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

2024 di Yogyakarta

31 Desember 2023   22:26 Diperbarui: 31 Desember 2023   22:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepuluh tahun sudah di Jogja dan hanya setahun untuk rehat di rumah

Akhirnya ku kembali lagi merasakan pergantian tahun di kota pelajar ini

Seperti biasanya aku sibuk di dalam lingkupku sendiri

Merasakan atmosfir yang berbeda dari kebanyakan orang

Tiga buah puntung rokok diasbak tak bernyawa 

Satu buah rokokku hisap

Jari-jemariku masih sibuk 

Mengetik jam demi jam

Tak peduli apa yang terjadi diluar

Baca juga: Terik di Jogja

Pekerjaanku menumpuk 

Dompetku harus terisi

Demi sebuah harapan yang sederhana yaitu makan

Dari beberapa jam lalu yang hilang

Aku masih berkutat dengan perihal abad pertengahan

Sibuk dengan urusan yang tiada hubungannya dengan momen menyenangkan bagi mereka diluar sana

Bukan maksud membuat rumit

Hanya menyampaikan yang sekiranya terjadi 

ya itu benar

yang terjadi dan menganggu pemikiranku

serta yang kudu disampaikan pula

Merasakan getaran perjuangan gereja mempertahankan otoritasnya dari para pembangkang

Merasakan usaha yang begitu panjang dari para ilmuwan-ilmuwan untuk meyakinkan masyarakat dan gereja

Sehingga terciptalah sebuah abad pencerahan

Namun tidak sampai disitu

Bobroknya para penguasa yang serta merta mendorong doktrin untuk berperang sungguh-sungguh sangat menyakitkanku sebagai masyarakat biasa

Hidup di kala susah dan payah

Di bawah sebuah bayang-bayang otoritas agamawan

Ohh aku hanya membuktikan bahwa bentuk bumi ini bulat

Mengapa kau siksa aku?

Mengapa kau nyaman diatas sana?

Sedangkan aku menderita dibawah dengan kebenaran-kebenaran yang sunyi ini

Aku kembali melihat kedalam diriku

Di tahun yang sudah kulalui dan akan kulalui ini

Sudahkah diriku melakukan hal yang layak?

Sudahkah memberikan manfaat untuk sekitar?

Sekiranya diriku banyak dosa

Maka akan selalu kuketuk pintuMu disetiap malam yang sunyi senyap ini

Berusaha

Lantang

Berdoa

Berusaha

Kuat

Berdoa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun