Mohon tunggu...
suryo hadi kusumo
suryo hadi kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan pejuang seni.

saya hanyalah seorang pencinta seni dan pengkahayal, yang memiliki pikiran abstrak, serta mengabdikan diri kepada sebuah seni.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Tempur (Bagian III)

4 Desember 2023   15:34 Diperbarui: 4 Desember 2023   15:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktu telah menginjak tengah malam, suasana semakin sunyi dan dingin pada waktu itu. Bersamaan dengan itu pula, aku mengikuti si pak tua itu untuk mencari angin. Kulihat beberapa pemandangan di malam hari sangatlah sunyi, hanya ada suara bintang malam serta sedikit cahaya bulan yang menerangi perjalanan kami. Setelah melewati beberapa gang, kami memasuki sebuah gang yang dikiri dan kanannya terdapa pohon-pohon besar. Gang tersebut begitu sunyi kukira. Setalah kami melewati jalan itu, kami memasuki gapura klasik yang khas. Aku pernah mendapatkan pelajaran sejarah pada waktu itu, aku melihat gapura tersebut persis seperti yang kulihat di gambar buku pelajaran itu. Setelah melewati gapura, sampailah kami disebuah gerbang besar yang ukiran ornamennya sangatlah unik. Terdapat gambar naga dan burung elang lokal.

" Kita sudah sampai nak, pesanku nanti ikuti saja aku ya, tidak usah banyak bertanya nantu, apapun situasinya, kata pak tua itu meyakinkanku

Aku cuma bisa mengangguk saja, serta mengikuti apa yang ia anjurkan. Setalah itu, pak tua mengetok gerbang tersebut 10 kali selama satu menit. Tidak lama, terbukalah gerbang besar tersebut. Suara decitan gerbang tersebut terasa keras dan berat. Aku agak takut namun penasaran, lumrah juga karena aku tidak tahu apa yang akan kuhadapi nanti. Sebelumnya pak tua mengajakku ingin cari angin, ku kira seperti nongkrong ataupun jalan-jalan malam mengitari kota. Namun tidak tahunya aku digiring kedalam sebuah sesuatu yang sama sekali belum kuketahui. Aku tidak bisa mengira-ngira apa yang akan kuhadapi serta kutemukan nanti. Karena aku masih belum paham dengan situasi inu. Setelah kami berdua memasuki gerbang, betapa kagetnya aku dalam hati melihat sebuah pemandangan yang tak biasa. 

Aku melihat banyak orang-orang berkumpul memakai baju hitam dan putih. Mereka seperti sedang berlatih sesuatu. Saat kami mulai memasuki sebuah lapangan yang luas itu satu yang membuatku kaget lagi. Ratusan orang yang berlatih sontak terdiam dan menjatuhkan peralatannya. Kami berjalan lurus diantara orang-orang tersebut.

Bersambung ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun