Sejak kecil aku selalu bisa mengikuti irama musik, dari genre apapun itu. Mulut serta ingatanku, dengan mudahnya menerjemahkan sebuah pesan yang disampaikan musisi. Hal ini kusaadari saat aku duduk dibangku smp.
Namun, perjalanan untuk mempelajari musik tidak semudah yang dikira. Dengan segala keterbatasan finansial dan waktu, aku harus mengupayakan hal ini dengan susah payah. Aku teringat ketika saat aku duduk dibangku kelas 8 sekolah menengah pertama, itu pertama kalinya aku memainkan gitar bass. Aku dapat memainkan gitar bass setelah aku harus keluar tanpa izin dari asrama.
Seperti yang kalian ketahui, bahwa di dalam pondok sendiri keamanannya sangatlah ketat sekali. Namun aku sering kali keluar masuk hanya demi untuk bisa ngeband dengan kawan -kawanku waktu itu. Yah proses keluar pondoknya membutuhkan perjuangan, terlebih harus melewati pagar yang sangatlah tinggi bagi anak - anak seumuranku.
Di dalam pondok sendiri beberapa senior yang mampu memainkan musik dengan lihai, tak memberi satu kalipun kesempatan untuk juniornya untuk belajar. Aku bisa memaklumi hal tersebut, karena mereka adalah orang - orang pilihan, namun tak bisakah mereka sedikit berbagi ilmu dengan orang - orang yang haus ilmu musik sepertiku ini.Â
Tahun demi tahun kulewati, pengetahuan musikku bertambah banyak pula. Bahkan daripada kawan - kawan lainnya, selera musikku terbilang aneh. Pada bangku kelas 11 sekolah menengah atas di tahun 201qan aku sudah berkenalan dengan komponis - komponis ternama dunia, termasuk "Bach". Untuk ukuran anak pesantren hal itu tentunya aneh, namun hal itu justru membuatku penasaran dengan musik lebih dalam lagi
Pada waktu masa kuliah kuhabiskan waktuku hampir seharian untuk mempelajari musik, terlebih instrumen gitar. Sebelum dan sesudah tidur, aku selalu menjajal chord - chord baru yang kutemukan. Hal ini membuat jari - jariku tak lagi sakit dalam memainkan alat musik gitar dalam bentuk apapun  elektrik maupun akustik bagiku sama saja.
The Beatles, Jimi Hendrix and The Experience, Nirvana, Oasis, serta Laruku, semua itu adalah nama band - band yang paling sering ku kukulik lagu - lagunya. Sedangkan dari Indonesia yaitu Mocca, Dewa, Payung Teduh dan The Rain. Jari - jariku tidak pernah lelah sedikitpun dalam mengulik lagu. Setiap harinya kulatih skill ku ini, sampai akhirnya kuajak teman - temanku ubtuk ngeband. Waktu itu aku tinggal serta kyluah di Yogyakarta, jadi tidak sulit untuk kami menemukan studio musik. Akses musik disana terbuka lebar bagi siapapun, beda dengan di kotaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H