Mendengar suara khas dari Lato-lato, ingatanku masih terasa segar betul ketika kala itu di sd antara tahun 2001-2006. Pada waktu itu di tahun sekitar 2002-2005 terdapat tren yang tidak kalah menarik dengan yang dialami anak-anak saat ini yaitu permainan beyblade, tamiya, yoyo, crush gear, dan Yugioh. Sesungguhnya banyak sekali permainan yang kami mainkan hampir setiap hari di sekolah maupun luar sekolah.Â
Namun yang akan saya bahas adalah sebuah tren, dimana hampir setiap anak mengalaminya waktu itu.
- Beyblade
Ialah permainan  yang terinspirasi dari gasing tradisional, saya kira mungkin di setiap negara memiliki gasingnya masing-masing dengan setiap kearifan lokal yang ada. Kalau gasing biasanya diadu dengan durasi lamanya berputar. Namun beyblade ini diadu dengan gesekan atau tabrakan antar beyblade, sehingga siapa yang bisa bertahan dengan kekuatan gesekan satu beyblade dengan beyblade lainnya sudah dipastikan menang.Â
Walau toh terkadang ada juga yang bermain tanpa arena khusus jadi yang diuji durasinya. Itu bisa dipahami, karena beyblade yang dimainkan diarena khususnya akan terjadi banyak geseken daripada yang dimainkan ditempat terbuka.
Seiring dengan terus tayangnya animasi beyblade di salah satu stasiun lokal Indonesia, kesenangan anak-anak akan beyblade meningkat. Ini bisa dibuktikan, ketika terkadang ada anak-anak yang menirukan ucapan-ucapan jurus yang ditayangkan di televisi. Setiap beyblade memiliki lambang hewan, serta bentuknya yang khas.
Setiap pulang mengaji pada sore hari atau pada waktu istirahat sekolah aku selalu membawa beyblade untuk dimainkan bersama kawan-kawan. Hal ini menjadi keseruan tersendiri ketika beyblade yang kita pilih di penjual mainan keliling bisa bertarung satu sama lain dengan beragam berntuk beyblade milik kawan-kawan kita di sekolah
- Tamiya
Generasi sebelum 90an telah mengenal film animasi "dash" yang kiranya bentuk tamiyanya model astute. Namun sepengetahuanku aku belum begitu mengenal i bagaimana demam tamiya beliau di era era itu.
Tepat pada tahun 2000an di tayangkannya animasi "Lets and Go" di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Hal itu membuat anak-anak seumuranku di tahun 2000an memainkan permainan tamiya. Selain memiliki bentuk-bentuk yang unik, tamiya juga bisa dimodifikasi pada bagian mesin serta sasisnya.Â
Modifikasi ini dilakukan untuk mempercepat laju tamiya kita. Pada waktu itu rata-rata tamiya yang dimodifikasi anak-anak sma dan smp lebih bervariatif daripada yang dimodifikasi anak-anak sekolah dasar.
Maklum pada waktu itu karena anak-anak sd mengacu kepada animasinya di televisi , sehingga banyak bentuk-bentuk tamiya yang masih orijinal. Orijinal disini tanpa dimodifikasi sedikitpun, karena pemahaman tamiya anak sd beda dengan anak smp, dan sma. Anak-anak dari daerah manapun ditempatku berlomba-lomba untuk memainkan tamiyanya di sirkuit khusus. Suatu kebanggan apabila tamiya kita mampu beradu disirkuit aslinya. Karena terkadang banyak anak-anak yang tidak memiliki sirkuit sendiri di rumah.
Aku hampir memiliki segala jenis  tamiya waktu itu. namun tak mempunyai sirkuitnya, karena untuk membuat atau membelinya butuh biaya yang lumayan. Aku ingat pernah membeli tamiya type "Knuckle Breaker" yang kubeli dengan uang jajanku sendiri selama 3 bulan lamanya. Aku ingat ketika ada sisa kusisihkan uangku ditas pada waktu itu.Â