Mohon tunggu...
Bola

Brazil vs Paraguay: Ada Apa, Brazil?

28 Juni 2015   16:36 Diperbarui: 28 Juni 2015   16:40 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sabtu (27/6) malam waktu Chile, dilangsungkan laga terakhir babak perempat final 4 Copa America 2015 yang mempertemukan Brazil vs Paraguay di stadion Estadio Municipal Alcaldesa Ester Roa Rebolledo, Concepción. Kedua tim bertemu setelah di babak grup Brazil sebagai juara grup C dan Paraguay sebagai runner-up grup B. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 1-1 dan dilanjutkan dengan babak adu penalti yang dimenangkan oleh Paraguay dengan skor 4-3. Hasil ini seperti mengulang kejadian di edisi 2011. Ketika itu tim Samba dikandaskan oleh Los Guaraníes di babak perempat final. Saat itu, skor berakhir dengan 0-0 dan di babak adu penalti Paraguay unggul 2-0.

Di pertandingan yang berlangsung tadi pagi, Brazil unggul cepat pada menit 15 melalui gol Robinho. Skor 1-0 bertahan hingga akhir babak pertama. Di babak kedua, tepatnya pada menit 72, Thiago Silva melakukan menyentuh bola dengan tangannya sehingga wasit Andres Cunha asal Uruguay menunjuk titik putih dan Derlis Gonzalez berhasil menyelesaikan tugasnya sehingga skor 1-1 dan bertahan sampai peluit panjang. Di babak adu penalti, Everton Ribeiro dan Douglas Costa gagal menceploskan bola ke gawang, sedangkan Paraguay hanya Roque Santa Cruz yang tendangannya meleset.

Statistik yang dilansir dari Goal, menunjukkan bahwa Paraguay memang dominan di pertandingan tersebut. Tim dengan jersey merah putih tersebut unggul dalam hal tembakan ke gawang 11 dimana 6 tepat sasaran berbanding tim dengan jersey Kuning hanya 6 dengan 3 tepat sasaran. Namun, dalam hal penguasaan bola, Brazil unggu 59% berbanding 41% milik Paraguay. Dari catatan tersebut, bisa dilihat bahwa Brazil benar-benar kesulitan melawan Paraguay. Brazil menang menang penguasaan bola, tapi tidak soal masuk ke sepertiga lapangan dan masuk ke kotak penalti. Dilansir dari Supersoccer, Brazil hanya mampu masuk ke sepertiga lapangan 50 kali berbanding 62 milik Paraguay. Untuk masuk ke kotak penalti, Brazil hanya 16 kali, sedangkan Paraguay? 35 kali! Sebenarnya, ada apa dengan Brazil?

Hal yang menjadi masalah dalam 3 major competition terakhir yaitu Piala Dunia 2010, 2014 serta Copa America 2011 adalah buruknya regenarasi pemain Brazil. Brazil seperti kehilangan striker tipe pembunuh seperti Pele di masa lalu atau Ronaldo di awal abad ke-21 dan kehilangan Playmaker seperti Kaka atau Ronaldinho. Ronaldo adalah striker pembunuh terakhir yang dimiliki oleh Brazil. Robinho memang bersinar di Copa America 2007, tetapi di Piala Dunia 2010 mulai menurun seiring buruknya barisan gelandang Brazil. Ketika itu Ronaldinho tidak menjadi bagian Brazil dan hanya mengandalkan Kaka. Brazil pun gugur di babak perempat final di tangan Belanda. Di Copa America 2011, Brazil mengandalkan playmaker klasik yaitu Elano dan yang saat itu disebut-sebut sebagai calon bintang Brazil yaitu Ganso. Mereka akhirnya kandas di tangan Paraguay. Di Piala Dunia 2014, skuat Brazil mulai membaik. Brazil mengandalkan Neymar dan Oscar yang menjuarai Olimpiade London 2012, Hulk sang striker berbadan kekar, kapten dan salah shttp://www.kompasiana.com/dashboard/writeatu bek terbaik dunia yaitu Thiago Silva, serta Fred sang top skorer di Piala Konfederasi 2013 bersama Fernando Torres. Mungkin karena Fred menjadi top skorer di Piala Konfederasi 2013 itulah alasan dia dibawa ke Piala Dunia 2014. Brazil memang sampai di babak semifinal, tetapi kandas ketika dihajar Jerman dengan skor memalukan 7-1. Di Copa America 2015 ini, barisan gelandang Brazil mulai membaik seperti Coutinho yang bermain gemilang di Liverpool, Firmino di Hoffenhaim, Willian di Chelsea, tetapi striker lah yang menjadi masalah. Brazil seperti one man team dengan mengandalkan Neymar seorang. Ketika Neymar absen, Brazil pun memang seperti kehilangan roh permainannya.

Melihat hal tersebut, sudah saatnya Brazil untuk memperbaiki kualitas pemain timnas nya dan meningkatkan dalam hal regenerasi pemain. Namun, Brazil tetaplah Brazil. Mereka sepertinya tidak pernah kehabisan bibit muda. Di Piala Dunia U-20 yang baru saja berakhir, Brazil memang hanya menjadi runner-up, tetapi kalah di perpanjangan waktu dari Serbia. Melihat hal tersebut, Brazil tidak perlu khawatir karena jika para pejuang Brazil di ajang Piala Dunia U-20 dapat bermain konsisten dan berkembang, 2-3 tahun ke depan mereka sudah pasti akan berada di tim nasional senior Brazil. Adeus, Brasil!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun