Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Nirwana Bawah Laut Itu Bernama Parigi Moutong

8 November 2018   09:16 Diperbarui: 8 November 2018   13:54 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara debur ombak pantai membangunkan tidur lelapku sejak semalam .  Matahari mulai bangkit menggeliat bersinar diufuk timur menandakan aku harus segera bersiap. Hari itu hari ke dua kami tiba di kota, tempat dimana aku akan melabuhkan ketenangan dan kedamaian di pantai yang kudengar sangat  indah  dan tenang. Tempat yang selalu aku kagumi, tempat yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa suatu hari nanti aku akan menjajakan kaki di disini. Jauh dari hiruk pikuk dan kebisingan kota ku tinggal. Tempat aku melepaskan penat, mengagumi kekayaan alam sang pencipta.

Aku menyukai suasana ini. Aku suka pantai. Karena pantai selalu membuatku tenang,  membuat aku belajar memaafkan dan menjalankan semua hal dengan ikhlas ,meyakini bahwa apa yang kita hadapi baik itu dalam keadaan suka ataupun duka, baik ataupun buruk sang pencipta tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian.

Menyelam adalah kegiatan yang amat kusuka. Menyelam mengajarkan aku bahwa jauh dibawah sana dengan  beraneka ragam ciptaan Nya aku dapat menikmatinya dalam keheningan. Mengingatkanku bahwa semua ada waktunya dan semua ada masanya. Disaat itu aku belajar bahwa lorong panjang yang gelap yang mungkin pernah muncul dan datang dalam kehidupan kita juga pasti akan ada titik akhir, disambut secercah sinar terang yang samar samar muncul dan menyambutnya dari kejauhan. Dan itulah yang kita sebut kepastian. Pada akhirnya semua akan berakhir dengan indah

Orang menyebutnya pantai kucing tempat dimana aku akan menghabiskan waktu bersama teman teman empat hari lamanya untuk melakukan penyelaman dibeberapa titik yang akan menjadi tujuan penyelaman kami. Kalau boleh kuceritakan sedikit tempat wisata "Parigi Moutong"  terletak di Teluk Tomini jaraknya 67 km utara Palu Sulawesi Tengah. Di tempat ini tempat yang penuh akan keanekaragaman biota laut  kita dapat menemukan lumba-lumba, spesies Paus dan terumbu karang yang begitu indah dan sehat menjadikannya indikator kuat dari keseluruhan kesehatan lingkungan laut di wilayah itu.  

Ketika pertama kali temanku menawarkan trip ini tanpa berpikir panjang aku menyetujuinya. Tentu yang paling aku suka dari perjalanan ini, karena aku mengenal semua rekan menyelamku dengan baik. Datang dari berbagai profesi serta latar belakang yang berbeda tetapi tidak membuat kami asing satu sama lain. 

Olahraga ini telah mengajarkan ku banyak hal terutama apa arti kerjasama dan kekompakan.  Tidak memandang dia siapa dan datang dari kalangan apa. Karena Jauh di sana ketika kita menyatu dengan dalamnya lautan dan menikmati keindahannya, kita tetap harus saling menjaga satu sama lain rekan dan regu kita. "Never Dive alone" adalah pepatah yang harus kita pahami bersama. Kekompakan dan kerjasama adalah kunci suksesnya penyelaman.

Jumlah peserta yang ikut dalam perjalanan kali ini sebanyak sepuluh orang. Dan kami bersepakat untuk memilih penerbangan pertama pukul 05.00 pagi di hari yang telah ditentukan. Aku mendapatkan harga yang cukup murah dengan melakukan pemesanan online tiket di Pegipegi.com Transaksi yang cukup mudah dan tidak membingungkan penggunanya. Harga tiket yang berhasil kudapatkan membuatku bersorak dalam hati karena sebentar lagi petualangan baru akan dimulai, menyelam didaerah yang kudengar amat indah dan masih terjaga biota laut didalamnya.

Sarapan paginya sederhana tetapi sungguh enak dengan cita rasa lokal setempat dan tidak lupa bawang goreng khas daerah tersebut terasa gurih dan renyah menjadi pelengkap menu makan pagi kami ditambah segelas kopi pagi yang menemani.   Pukul 08.30 pagi kamipun bersiap melakukan penyelaman pertama itu. Perahu siap membawa kami ke titik penyelaman pertama. 

Perahu disini bentuknya tidak seperti perahu yang biasa digunakan di laut lepas. Perahu ini permukaannya datar. Terbagi seperti bilik jika boleh kusebut. Dibilik atau ruang terbuka tanpa batas yang dekat dengan nahkoda ada penutup diatasnya untuk kami para penyelam duduk dan dibagian ruangan terbuka diujung perahu  dibiarkan tanpa pelindung atap tempat para peselam biasa meletakkan peralatan menyelamnya seperti tabung, kaki katak dan peralatan menyelam lainnya.

Titik penyelaman kami pada hari itu dan masih disekitar pantai kucing adalah Rose point atau biasa disebut Rose Coral Uevolo. Terdengar seperti nama latin, entahlah aku sendiri kurang paham artinya.   Airnya jernih ombaknya pun sangat tenang. Kami melakukan penyelaman sedalam kurang lebih 25 meter. Airnya bisa dikatakan hangat dan jarak pandangnya sangat jelas.  Cuaca cerah dan langit biru serta hamparan pasir putih bagaikan seia sekata menemani perjalanan menyelam kami.

Selama 40-50 menit kami berkeliaran bebas di bawah sana. Melihat sekumpulan ikan ikan seperti hendak berangkat ke sekolah di pagi hari. Nemo yang menari nari diantara terumbu karang seperti acuh ketika kami mendekatinya.  Terumbu karang dan beragam jenis tumbuhan lautnya serta ikan ikan yang sepertinya senang mengintip kegiatan kami. Kulihat dive comp ku, menunjukkan aku harus segera naik ketas.  

Di kedalaman kurang lebih lima meter aku harus melakukan 'safety stop'  tiga sampai lima menit lamanya. Tujuannya adalah meningkatkan keamanan dan menghindarkan penyakit dekompresi. Setelah kami semua naik ke permukaan dilanjutkan dengan surface interval selama kurang lebih satu jam lamanya. Perahu menuju ke perairan yang cukup dangkal dan berpasir putih. Kita dapat ber snorkeling dan bersantai di dalam perahu menikmati kudapan yang disediakan . Matahari terik memancarkan sinarnya.  Bergegas  perahu mengantarkan kami kembali ke resort untuk menikmati makan siang yang telah siap dihidangkan. Hari itu kami melakukan 2x penyelaman dan semuanya sangat indah.

Di sore itu sambil menunggu matahari terbenam ditemani hidangan sore berupa pisang goreng hangat serta kopi dan teh, kami berkumpul dan mengobrol santai dengan rekan rekan lain. Tak lama lagi hidangan malam selesai dimasak dan siap dihidangkan.

Pak Rully pemilik resort sekaligus instruktur dan pemandu kami selama menyelam turut serta menghabiskan malam itu. Beliau banyak menunjukkan hasil foto selama kami menyelam. Sungguh amat memukau dan aku selalu bersorak kegirangan karena aku ikut diabadikan didalam titik penyelaman terbaik yang sudah kami lewati dua hari itu. Tentu saja jam terbang beliau dan keahliannya mengabadikan momen dibawah laut sana memberikan hasil foto yang amat sempurna.

Pagi menyambutku dan itu adalah hari ke tiga aku berserta rombongan.  Bagi sebagian dari kami yang memiliki kegemaran memotret bawah laut tentunya peralatan memotret harus disiapkan dengan baik. Membersihkan O ring 'housing' kamera adalah hal paling penting agar air laut tidak masuk ke dalam kamera. Memastikannya tidak ada debu atau partikel memberikan gel khusus dan memastikan penunjang lainnya seperti video light dan strobe sudah terpasang dengan sempurna.

Aku sendiri adalah pemula dalam mengabadikan momen bawah laut.  Belajar dari teman lain yang sudah piawai dalam memotret adalah kebanggaan tersendiri. Mereka begitu antusias mengajarkanku tekhnik dasar. Tentu hasil foto akan menjadi lebih sempurna jika keahlian kita dalam menyelam juga baik. Bagaimana mengatur daya apung (buoyancy) dibawah sana tidak naik turun, ini tentu berhubungan dengan jam terbang dan seberapa seringnya kita menyelam. Daya apung yang sempurna menjadikan obyek yang akan kita bidik hasilnya akan baik dan tidak buram.  

Amppibabo Coral Garden, Point 38 dan Canyon adalah menjadi tujuan penyelaman kami di hari itu. Aku mendengar ini adalah spot terbaik.   Perahu membawa kami ke titik penyelaman pertama. Selama kurang lebih 30 menit jarak tempuh dari resort. Kamipun melakukan back-roll" ke dalam air dan aba - aba pun terdengar tanda kami boleh memulai kegiatan tersebut.  Di kedalaman 30 meter itu, arus cukup tenang dan jarak pandang juga baik. 

Tidak berapa lama kami disuguhkan pemandangan yang amat memukau .Taman Mawar Coral begitu luas mengingatkanku pada lapangan bola di depan rumah tempat anak anak biasa bermain. Sungguh memukau dan tidak kalah menakjubkan tentunya jajaran karang api yang melambai lambai didasar sana. Kami diingatkan untuk tidak terlalu menyentuh dasar laut karena karang api ini. Dipastikan jika tersentuh kulit akan terasa panas dan gatal. Lagi lagi Pak Rully mengabadikan aku tepat diatas salah satu coral garden yang ada. Takjubnya aku melihat hasil foto itu. Aku amat terpukau.

Dititik 38 airnya sangat jernih dan tidak terlalu dalam. Kita bisa lebih santai melakukan penyelaman dan beristirahat sejenak sebelum pada akhirnya melanjutkan menyelam ke dalam cekungan didalam laut.

Titik penyelaman terakhir ini atau yang dinamakan canyon sebenarnya adalah semacam palung laut. Di dalam palung laut itu kita dapat melayang melewati semacam tebing tebing laut, menyelinap keluar dan masuk dalam gua gua besar dan merayapi dinding dinding semacam dinding karang. Sepertinya kami tak ingin beranjak dari situ tetapi tabung udara yang menipis mengharuskan kami mengakhirinya.  Hari itu sulit untuk kuceritakan. Hanya satu kata, Puas!

sumber : Dokpri
sumber : Dokpri
Siang hari besok aku harus segera kembali pulang meninggalkan pulau kucing yang penuh kenangan. Keluargaku telah menunggu untuk merayakan libur akhir tahun dan libur tahun baru bersama. Teman temanku yang lain akan menghabiskan malam tahun barunya di pulau ini. Kukemasi dan kubereskan semua perlengkapan menyelamku. Sungguh pengalaman yang tak akan terlupakan termasuk berkenalan dengan penduduk sekitar dan saling bercerita juga menjadi pengalaman unik tersendiri.

Terima kasihku kepada teman teman dan tentunya seluruh team yang mendampingi penyelaman kami. Instruktur, Dive Master dan guide serta seluruh pekerja di resort yang begitu ramah menyambut kami dan menjamu kami dengan masakan mereka yang amat lezat.

Doaku agar musibah gempa bumi yang baru saja menimpa Palu dan Donggala yang telah menghancurkan hampir sebagian kota tersebut  serta menelan banyak korba jiwa dapat segera berlalu.  Wisata Indonesia terkenal sangat indah. Letak geografis dan kondisi alam  tentu tidak dapat kita hindari. 

Yang dapat kita lakukan tetap terus menjaga kelestarian dan merawatnya. Dan tak lupa untuk selalu mendekatkan diri kepada sang pencipta dan selalu memohon perlindunganNya

sumber foto : Dokpri
sumber foto : Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun