Menikmati mi ayam di warung makan langganan sungguh menyenangkan, apalagi jika sang penjual hafal pada kita. Sebelumnya, tak pernah salah dalam melayani, baik itu penjual yang muda maupun yang sudah agak tua. Kadang penjual ramah padaku saat melayani, tak pernah galak dan kadang tanya masalah pribadi.
Suatu ketika, aku kembali membeli di warung itu dan memesan ke salah satu petugas yang lebih muda. Aku memesan satu porsi mi ayam padanya. Beliau sudah menulisnya dan bertanya pesan apa lagi, lalu kujawab hanya itu.
Penjual mengulang pesanan, bahwa aku memesan dua porsi mi ayam. Aku terkejut dan mengulang pesanan bahwa hanya pesan satu porsi, lalu dicoret jumlah di kertas itu dan aku diminta memberi info kasir jika hanya memesan satu.
Mungkin karena tanggal merah, sehingga penjual lebih sibuk dari biasanya sehingga kurang fokus, untung diulang. Penjual itu meminta maaf padaku kedua kali. Pertama, karena salah menulis, kedua karena melayani dengan lebih lama dari biasanya.Â
Aku sering beli di warung itu karena pelayanan yang ramah dan memuaskan, rasa juga tak kalah dengan warung lain yang lebih laris dari mereka. Warung lain pun belum tentu petugasnya lebih ramah dari ini, mungkin malah marah, bukan ramah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H