Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lebih Baik Menuntun, Daripada Dituntun

12 Januari 2025   16:30 Diperbarui: 12 Januari 2025   16:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tunanetra berjalan sendiri (sumber gambar : madaninews.id) 

Aku pernah beberapa kali melihat tunanetra yang dituntun saat menyeberang, saat itu aku juga ingin merasakan hal yang sama, membantu menuntun untuk menyeberang. Aku pernah berkata begitu pada ibu. 

Aku pernah melihat bapak tunanetra penjual sapu yang berjalan di jalan raya sambil membawa dagangannya di atas kepala. Belum pernah aku melihat dagangan beliau dibeli. Aku ingin membeli, tapi sapu di rumah masih ada tiga pcs. Aku batalkan niatku. 

Beberapa bulan kemudian aku melihat beliau di tempat yang lebih jauh dari kami bertemu sebelumnya. Dagangan beliau berganti kemoceng. Aku sudah punya satu kemoceng di rumah dan satu kemoceng di ruang kerja. Baik, aku berniat membeli satu sebagai stok. 

Baca juga: Kata Menjadi Doa

Aku mencari di mana beliau berjalan, karena aku melihatnya dari dalam toko. Akhirnya belum jauh, kami bertemu dan aku membeli satu kemoceng itu. Setelah membeli, aku sempat kaget, tiba-tiba bapak memintaku untuk membantu menyeberangkan. 

Permintaanku akhirnya terkabul, untuk pertama kali. Kata menjadi doa. Aku pikir mudah, ternyata tidak. Aku sudah beberapa kali menuntun orang tua yang jalannya sudah tidak sempurna karena pernah operasi, tapi biasa saja alias mudah. Ini sangat sulit karena bapak tidak berjalan lurus, melainkan miring sehingga aku harus menggeser atau mengarahkan tongkatnya agar lurus. 

Jalan yang seharusnya sudah hampir dicapai ternyata bertambah jauh karena miring dan membuat lurus lagi. Ternyata begitu rasanya, terlihat mudah ternyata tidak juga. Yang penting aku sudah merasakan bagaimana susahnya beliau. 

Lebih baik kita yang menuntun tuna netra daripada kita yang dituntun karena sakit. Seperti halnya lebih baik memberi daripada menerima. Lebih baik sehat daripada sakit. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun