Membeli siomay dengan ciri khas kentangnya saja yang digoreng adalah aku. Entah mengapa rasanya lebih enak jika demikian. Berulang kali aku beli di warung yang bukan langganan, selalu boleh jika hanya menggoreng kentang, karena sudah laris.Â
Berulang kali pula beli di pedagang keliling selalu boleh dan bahkan hafal, hingga bertanya dulu padaku apakah masih sama dengan biasa. Baik itu ada barengan digoreng atau tidak, penjual selalu melayani dengan sepenuh hati.Â
Pernah aku beli di warung yang pertama kali aku beli, saat itu tidak terlalu laris dan yang melayani adalah orang muda, seorang wanita. Penjual itu memperbolehkanku menggoreng kentang saja.Â
Beberapa bulan kemudian, aku balik lagi ke warung itu, tapi penjualnya beda, seorang Bapak yang mungkin orang tuanya. Kulihat tak ada wanita itu dan tak ada pembeli lain.Â
Aku meminta hanya kentangnya saja yang digoreng, tanpa berpikir negatif bahwa beda orang beda aturan. Langsung penjual itu menjawab dengan sedikit nada tinggi jika tak mau menggoreng kentang saja, dengan alasan berapapun jumlah digoreng, bayarnya tambah Rp 1.000, rugi di minyak dan rugi di gas.Â
Aku mengembalikan kentang itu di tempatnya dan mengganti dengan yang lain dengan sedikit kecewa. Beda jika jawabannya masih dengan keramahan, nada rendah dan minta maaf.Â
Akan kuingat, tak akan melakukan itu jika bukan di dua penjual lainnya yang memperbolehkan, yaitu di warung laris dan pedagang siomay keliling langganan. Sekalipun wanita itu, muncul, aku takkan meminta seperti itu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H