Mendengar cerita Ibu saat aku mengeluh penjahit yang memberi harga mahal, padahal hanya motong saja, aku menjadi berpikir. Padahal penjahit itu bukan di kota, dan aku pernah memakai jasanya, yang lebih murah dari ini. Ibu memberi tahu penjahit langganan di pasar yang harganya bisa setengah atau sepertiga dari penjahit di mana aku memakai jasanya.
Aku mencoba memakai penjahit langganan Ibu, dan benar, aku memberikan tiga macam pakaian dan harganya di bawah satu pakaian dari penjahit yang pernah kupakai. Ibu juga cerita sebelumnya tidak di tempat itu, karena pernah kecewa dengan penjahit sebelumnya yang lebih tua dan sebenarnya merasa kasihan, tapi ada kalimat yang menyinggung Ibu kala itu.Â
Ibu saat itu menambal celana yang masih bisa dipakai, walau sudah lusuh, tapi masih disayangi. Saat penjahit tua itu menerima celana itu, memang dikerjakan, tapi berkata demikian, "Celana sudah lusuh dan jelek begini kok ditambal? Harusnya dibuang".
Mungkin celana itu kenangan buat Ibu, atau pada saat itu memang belum cukup uang untuk membeli, tapi Ibu tak banyak cerita. Aku juga kadang begitu, jika memang kenangan, susah untuk menggantinya, sekalipun kita ada lebih uang untuk membeli.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H