Original series ini berlangsung selama 8 episode dan begitu mendebarkan bagiku, salah satu penonton setia. Dari cuplikan saat iklan, aku sudah terpesona melihatnya, karena aku memang pencinta horor, terutama tentang zombie semacam ini. Mencekam sekali, karena takut para pemain yang berhati baik harus tertular virus mayit, sedangkan penjahat tetap hidup, malah mengorbankan nyawa warga yang tak bersalah.Â
Berawal dari Maya (Aghniny Haque), salah satu buruh di pabrik milik Pak Zaenal, yang juga Bupati di Rimbalaya. Gaji buruh yang ditunda membuat buruh protes tapi tetap saja tak membuat sang pemilik pabrik peduli. Malah ada beberapa orang yang diambil untuk dijadikan pekerja di sebuah hutan demi kepentingan Zaenal.Â
Adi (Devano Danendra) yaitu adik Maya termasuk salah satu pekerja di hutan itu, karena sempat bertengkar dengan kakaknya dan ditangkap di jalan. Beberapa pekerja diberi gelang warna merah sebagai tanda. Kebanyakan pekerja berasal dari pusat rehabilitasi yang dikelola Zaenal banyak warga yang tidak tahu.Â
Satu pekerja terkena virus mayit, yaitu jika menggigit, orang yang tergigit akan tertular. Mereka seperti zombie, mati jika diserang kepalanya. Orang yang tergigit lehernya akan langsung menjadi mayit, tapijika ynag tergigit selain leher, akan menjadi mayit jadi berikutnya. Darah dan potongan tubuh tersebar.Â
Adi akhirnya tahu kelemahan mayit itu, jika ada hujan dan durian, karena bau manusia sudah tersamar oleh kedua hal itu. Tapi Diah Ayu Maharani, orang yang berhasil mengganti kedudukan Zaenal membohongi warga, yaitu memberitahu bahwa mayit takut dengan warna merah.Â
Jelas, karena durian sudah dioleskan di kain merah yang warga tak pernah tahu. Warga langsung percaya dan banyak yang menjadi korban. Diah dendam dengan Zaenal karena menurutnya, kakaknya meninggal akibat Zaenal.Â
Saat Maya terpisah dengan Adi, Ia sempat khawatir akan keselamatan adiknya itu. Tapi Risang (Andri Mashadi) yang mengaku wartawan dan tengah dekat dengan Maya memberi kekuatan pada Maya agar percaya bahwa Adi akan selamat. Benar, Adi selamat.Â
Tiba saatnya tim Maya akan menuju jembatan menuju tempat di mana mereka akan selamat melewati hutan dan juga terowongan. Tapi Diah Ayu sudah menyiapkan pasukan dan juga bahan peledak agar jembatan nantinya diputus supaya mayit tidak bisa mengejar. Seharusnya Diah Ayu bisa membawa warga dengan bus yang Ia gunakan, tapi malah Ia meminta sopir untuk menabrak warga dengan alasan jika satu warga terinfeksi, akan membuat isi bus menjadi mayit.Â
Diah Ayu sudah ditegur oleh Nurhadi, seorang polisi yang berada di bus itu, tapi malah asisten Diah Ayu menembak mati Nurhadi. Untungnya, Nurhadi sempat melapor ke petugas di seberang jembatan atas tindakan buruk Diah Ayu. Saat menegangkan, Diah Ayu dan asistennya ingin hidup berdua saja tanpa peduli keselamatan warga lain.Â
Seorang yang membawa tombol peledak ditembak mati karena menunggu warga untuk lewat. Risang dan Maya mengejar mereka berdua dan tembakan tak berhenti di antara mereka. Tak lama, Diah Ayu memencet tombol dan jembatan itu meledak, tepat di belakang Adi dkk.Â