Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pedagang Iri Hati, Membuatku Terhenti

9 November 2024   22:21 Diperbarui: 9 November 2024   22:23 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku sedang melihat status media sosial temanku yang sudah pensiun. Beliau sedang memberi info bahwa sedang menunggu kios jualan Beliau di sebuah pameran. Siapa yang tak tertarik dengan kuliner? Tentu bukan aku. 

Karena tertarik, aku tanya ke Beliau di mana pameran itu. Beliau memberi info dengan mengirim sebuah iklan melalui pesan padaku. Pameran Potensi Daerah Sleman yang berlangsung 1-10 November 2024 di sebuah lapangan yang ada di Sleman. 

Aku menuju tempat itu dan ternyata tak hanya kuliner, ada tanaman, pakaian, dan juga hewan. Ramai sekali karena cuaca cerah dan waktu akan menuju petang sehingga tidak kepanasan. Hal itu membuat jalan di daerah itu sangat macet dan tukang parkir tidak membantu pengunjung yang parkir untuk menyeberang. 

Butuh perjuangan memang. Pengunjung sebagian besar adalah anak-anak, karena bisa mampir untuk menaiki wahana seperti yang ada di pasar malam. Beberapa pedagang enggan menulis harga di kios kulinernya, tapi tetap saja pengunjung rela antri untuk membeli. 

Menu bakaran di salah satu kios (sumber gambar : dokpri) 
Menu bakaran di salah satu kios (sumber gambar : dokpri) 

Tempat untuk makan di tempat memang terbatas, membuat pengunjung biasanya makan di lapangan sambil lesehan. Saat aku melewati panggung yang diiisi anak-anak, aku terkejut karena lampu yang ada di beberapa kios mati, aku pikir karena masih belum gelap.

Lalu aku menuju tempat lain, lampu sudah hidup dengan sangat terang. Ada apa ini? Kok beda? Aku ingin berjalan menuju tepi lapangan, tapi langkahku terhenti saat seorang pria menuju sebuah kios yang lampunya menyala. 

Beliau marah dan aku tak sengaja mendengarnya. Beliau iri karena lampu di kios itu nyala sedang yang lain mati, padahal sudah mau malam. Pemilik kios yang lampunya nyala hanya diam. Lalu pria pergi dengan wajah yang sedikit ditekuk. 

Aku menuju pintu keluar dan memang masih ada kios yang lampunya mati. Sungguh disayangkan, cuaca cerah dan banyak pengunjung tapi mati lampu di sebagian kios. Lampu menyala saja kadang tak ada yang mampir, ini lampu mati, dan memang banyak dihindari pengunjung. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun