pintu dan sekarang pintu di ruangku. Pintu yang barusan ku tutup sangat rapat, tak berapa lama terbuka. Tak ada angin, karena pintu ada di dalam rumah, bukan pintu luar. Oh, berganti ke sapaan siang. Sesuatu masuk ke ruangku. Ada perlu?Â
Arwah itu mengusik lagi, di hari yang sama dengan dua tema, satu tema sama dan satu tema beda. Tema yang sama, yaitu tentangSetelah aku meninggalkan pintu itu, aku menemui tema beda, mendengar suara dengan pengeras suara, yang biasanya dilakukan oleh resepsionis untuk memberi info agar semua mendengar.Â
Tapi karena ragu, aku tanya ke resepsionis nggak sampai setengah menit, apakah bersuara di pengeras atau tidak. Kalian tahu jawabannya? "Tidak mbak." Oh, begitu ya?
"Selamat siang, ada info penting apa untuk kami? Sehingga suara Anda ingin didengar keras sekali"
Kalian tahu, saat aku menulis "mereka", pasti "mereka" tahu. Sebagai contoh, aku sedang menulis kisah hororku tentang angin, tiba-tiba angin datang dengan kencang pertanda "ada yang datang." Tepat, sosok di gudang itu datang, karena saat aku menulis itu, aku di gudang itu agar menambah suasana seram dan membuat tulisanku lebih hidup. Benar kan?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H