Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Diary

Satu Berdua

1 September 2024   19:24 Diperbarui: 1 September 2024   19:30 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagi (sumber gambar: altaschool.id) 

Semua boleh berbagi, semua boleh rela berkorban untuk siapapun, baik yang dikasihi ataupun tidak. Ada yang pelit, tapi ya tak apa, itu sifat masing-masing pribadi. Ada seorang kakak yang belum tentu sayang sama adiknya, bahkan pelit. 

Karena adiknya suka minta apa yang dimakan atau diminum kakaknya, si kakak makan sendirian di tempat lain, biasanya di saudara yang rumahnya sebelah rumahnya agar si adik tidak tahu dan makanan tidak diminta. Memang, hidupnya kurang beruntung, kadang bumbu dapur pun harus minta ke saudara.

Beda dengan dua adik yang ku temui setelah kejadian itu, mungkin mereka kakak dan adik. Jalanan di daerah wisata kota sangatlah ramai, aku dan kendaraan lain terjebak macet sekitar lima belas menit karena menunggu bus pariwisata yang sedang diarahkan petugas untuk parkir, karena penuhnya kendaraan. 

Aku tertarik dengan seorang pedagang bakso tusuk di trotoar di sebelah kiriku, karena belum ada pelanggan dan tak ada pedagang lainnya. Aku melihat ada dua orang anak kecil, mungkin balita untuk yang perempuan dan anak SD untuk yang laki-laki di pedagang bakso itu.

Aku tak melihat apakah mereka memberi uang atau tidak, karena tertutup beberapa kendaraan di sampingku. Tiba-tiba pedagang mengambil satu tusukan dan ditusuknya satu butir bakso itu lalu dituang sedikit kecap manis dan diberikan kepada anak laki-laki itu. 

Aku perhatikan, anak laki-laki itu memberikan bakso itu ke anak perempuan. Wah, sayang sekali ya si adik. Saat kendaraan mulai melaju, aku melihat bakso yang tadi dimakan si adik perempuan dimakan oleh si adik laki-laki dan ternyata ada seorang Ibu di belakang mereka, duduk di trotoar sambil berjualan oleh-oleh dan belum ada pembeli. Mungkin itu Ibu mereka. Kasihan sekali, pakaian mereka bertiga sudah lusuh. Satu bakso kecil saja dibagi berdua, indahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun