Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Murah tapi Cuek atau Mahal tapi Ramah?

20 Agustus 2024   12:47 Diperbarui: 20 Agustus 2024   12:52 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa saat kita sudah nyaman dengan suatu rekanan karena harga paling murah di antara rekanan lain, tetapi pelayanan mengecewakan? Kita sebagai pelanggan tentu ingin mendapat rekanan dengan harga murah dan pelayanan sangat baik, tetapi yang terjadi pada kami malah sebaliknya. Sebagai karyawan di bagian pembelian, pasti mencari rekanan yang termurah di antara yang lain, walau kadang harus melupakan pelayanan. Harga yang utama dan kualitas juga baik. Kami bekerjasama dengan dua rekanan yang bergerak di bisnis berbeda, tapi keunggulan mereka di bagian kualitas dan harga termurah.

Di rekanan lain, memang mahal, tapi pelayanan sangat bagus, selalu info ke kami tentang apapun yang perlu dibagikan. Tapi jika aku memilih mereka, pasti disalahkan karena mahal.

Rekanan pertama, susah diajak komunikasi, sering kali pesan kami hanya dibaca, tidak dibalas. Atau respon yang sangat lama. Terlebih sering mundur jika menjanjikan sebuah tanggal jadi. Untuk jam datang saat janjian saja juga seringnya mundur, pernah saat mendekati jam pulang kami. 

Sudah aku ajukan ke tim untuk pindah rekanan, tapi mereka menolak, balik lagi ke masalah harga. Walau akhirnya mereka mengeluh atas terlambatnya produksi di rekanan itu dan meminta diskon, tapi kadang rekanan tidak memberikan diskon atas keterlambatan itu.

Pernah, rekanan itu membuat kesalahan, memutuskan sendiri apa yang menurutnya baik, padahal belum tentu baik bagi kami, yaitu mengubah bagian dari produk, tanpa memberikan info pada kami dan akhirnya ada komplain dari customer. Awalnya, bukannya rekanan memberi diskon, tapi malah meminta kami untuk menerima produk tersebut. Kami akhirnya memesan ulang produk itu, dengan mendesak rekanan untuk memberi diskon, baru rekanan memberikan diskon.

Rekanan kedua, pelayanan mereka memburuk setelah pemilik utama meninggal dan diwariskan ke suami serta anaknya. Tapi ya sulit dihubungi karena sering tidak terkirim jika aku mengirim pesan. Pesan itu dibaca di hari berikutnya, atau kadang tidak dibaca setelah terkirim. Padahal aku memberitahu tentang komplain atas produk tersebut, dan meminta agar ke depan tidak terjadi lagi. Tak ada jawaban sama sekali dari si anak. Yang menjawab adalah si Bapak, walaupun sangat lama. Kenapa ya, sebagai penjual tidak bisa ramah terhadap pembeli? Ditanya tidak dijawab, tidak ditanya juga diam. 

Di rekanan itu, aku dikomplain karena boros, gimana jika rekanan lain yang lebih mahal? Kadang atasan tidak tahu tentang masalah-masalah kecil di lapangan, tahunya hanya pemborosan, padahal itu sudah paling murah. Boros karena seringnya pemakaian, bukan di harga beli, tapi yang dilihat hanya bagian pengeluaran saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun