Pernahkah kita tergiur dengan iklan harga murah atau foto makanan yang ditulis dengan harga murah? Jika pernah, tertarik untuk mampir ke penjual tersebut? Â Lalu, kecewa atau puas karena bahagia?Â
Kadang, pedagang pandai dalam hal menarik pembeli atau calon pembeli dengan berbagai macam iklan yang menarik hati, walau belum tentu pembeli jeli dengan iklan tersebut, sehingga kadang pembeli kecewa karena tak sesuai harapan, alias merasa ditipu.
Sebagai contoh, Ibuku pernah tergiur iklan buah karena harga yang tertulis di penjual itu tergolong murah, dengan tulisan harga yang sangat besar, sehingga dari jauh banyak orang bisa melihat. Waktu itu Ibu mampir untuk membeli. Setelah memilih dan membaca harga dari jarak dekat, ternyata harga yang tertulis adalah harga per setengah kilogram, tulisan per setengah kilo kecil sekali di pojok bawah. Kecewa juga si Ibu, karena sudah terlanjur mampir, ya sudah beli.
Selanjutnya, Ibu pernah memberitahuku tentang warung makan baru di dekat rumah. Ibu cerita bahwa harga murah, aku juga melihat dari jauh harga memang murah, tapi entah kenapa aku tak begitu tertarik. Ibu juga tidak membeli, hanya memberitahuku saja. Iseng saja aku lewat warung itu dengan perlahan karena jalanan macet, ternyata ada tulisan harganya belum termasuk PPN sangat kecil sekali di pojok.
Pernah, aku melihat di warung makan dengan tulisan nasi ayam sayur Rp 10.000. Mampirlah aku ke warung itu. Ternyata yang seharga Rp 10.000 ayamnya kecil dan dan sering kali habis jika aku hendak membelinya. Adanya ayam ukuran lebih besar dengan harga yang lebih mahal. Pantas saja warungnya sepi.
Ada lagi, warung makan menulis harga nasi ayam sayur jika dibungkus Rp 10.000. Aku mencoba beli di warung itu dengan nasi ayam sayur dibungkus, tapi kuah dipisah, karena takut basi karena tidak langsung dimakan. Ternyata penjual bilang, "Mbak, kalau kuah pisah, harga lebih mahal ya." Lho, ternyata ada pengecualian.
Masalah parkir di jalan raya, tanpa tulisan biaya parkir dan tanpa karcis parkir. Seorang tukang parkir yang ku berikan uang Rp 2.000 ternyata tidak mau, meminta uang parkir Rp 3.000. Lho? Padahal aku sudah biasa parkir di situ, Rp 2.000, tapi beda petugas parkir. Ya sudah, daripada ribut karena hal sepele. Lain kali lebih baik parkir di dalam, yang Rp 2.000 dan pakai karcis parkir.
Lagi, di sebuah cafe dengan promo Rp 25.000 sudah dapat satu macam kopi (harus dipilihkan) dan satu roti. Setelah ku tanya, ternyata roti yang dimaksud, hanya roti yang harganya Rp 10.000, tidak berlaku roti yang harganya lebih mahal.
Beda jika promo langsung ditulis dengan menyebut apa saja menunya secara rinci, jadi calon pembeli tidak kecewa. Tapi, kalau ditulis rinci, kemungkinan calon pembeli enggan mampir bukan? Apakah itu semua termasuk PHP? Mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H