Pada pagi hari, aku membeli snack di tempat jajan pasar langganan, tempatnya laris dan penjual hanya dua, jadi kadang harus menunggu bayar dan berdesak-desakan. Biasanya aku membayar tunai, tapi kali ini aku membayar menggunakan Qris. Setelah pembayaran berhasil, aku tunjukkan buktinya ke penjual, Beliau mengiyakan. Belum sampai satu menit, aku mengambil barangnya dan penjual yang sama berkata, "Mbak, sudah berhasil mbayarnya?" Lalu ku jawab, "Sudah mbak, sudah tak tutup. Mau ku tunjukkan buktinya?" Beliau jawab, "Tidak perlu mbak." Aku menjadi tidak enak.
Peristiwa kedua, aku membeli minuman di tempat yang sama kedua kalinya, penjual sudah lanjut usia dan hanya terima pembayaran tunai. Pertama aku beli, diambilkan pegawai. Yang kedua ini pegawai tidak terlihat, lalu aku izin mengambil satu karton sendiri. Penjual ternyata percaya bahwa aku ambil satu karton, tidak lebih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H