Apakah Qris mempermudah bagi kita yang tak mau menggunakan atau tidak membawa uang tunai? Atau malah mempersulit jika masyarakat punya rekening tapi tidak punya aplikasi? Entah karena sudah lansia dan malas yang aneh-aneh, atau memang ponselnya tidak mendukung. Atau sama sekali tak punya rekening? Kelebihan Qris adalah kita tak perlu membawa uang tunai lebih, tapi kekurangannya, kalau kita tak bisa mengerem pengeluaran walau tak bawa uang tunai, rekening juga akan terus berkurang jika kita tak pandai mengaturnya. Bisa juga orang nggak mau punya aplikasi itu agar tidak boros.
Bisa juga kekurangan yang lain, tidak semua pedagang menyediakan fasilitas Qris. Semisal pedagang jajan pasar yang pernah ku temui, ada yang memakai Qris, ada yang tidak. Ada yang dulu pakai lalu sekarang tidak. Aku pernah bertanya kenapa sekarang tak pakai, dua orang petugas menjawab dengan jawaban yang berbeda. Jawaban pertama, barcode dibawa teman yang ada di cabang lain. Jawaban kedua, pernah ditipu oleh seorang pembeli, yang langganan di tempat itu. Pembeli memberi info bahwa sudah membayar, tapi setelah dicek tidak masuk, dan pembeli sudah pergi.
Pernah aku bertemu penjual donat yang dijual oleh Eyang, keliling naik sepeda, di depan atau bagian lampu sepeda ditempel barcode untuk Qris. Baru kali ini ku temui pedagang keliling, sudah lanjut usia pula penjualnya menyediakan barcode dan sepertinya dagangan sendiri, bukan titipan.
Kalau aku sendiri, lebih mudah memakai Qris, karena praktis, tapi ya tetap harus siap uang tunai, siapa tahu di jalan ada sesuatu yang tidak kita duga, semisal ban sepeda motor bocor atau yang lainnya, setauku belum ada tukang tambal yang menyediakan Qris. Sekalipun ada, belum tentu juga ada sinyal kan? Semoga saja tidak terjadi hal yang tidak inginkan, yang penting kita sudah berusaha mencegah dengan membawa uang tunai. Balik lagi ke pribadi masing-masing, maunya yang mana? Karena mereka tahu yang mereka mau, pedagang hanya memberikan fasilitas, bisa digunakan, bisa tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H