Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menjagamu dan Hatimu

14 Juli 2024   07:18 Diperbarui: 14 Juli 2024   08:24 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sedang membantu menyeberangkan (sumber gambar : pngwing.com) 

Saat aku merantau untuk bekerja, aku pernah berkunjung ke rekanan bersama seorang driver memakai mobil kantor. Waktu itu belum banyak ku temui Bapak penyeberang jalan yang menjadikan itu pekerjaan. Karena kaget dan belum siap uangnya, aku bertanya kepada temanku, apakah mau memberikan sedikit rupiah atau tidak, karena Bapak itu kasihan, belum ku lihat ada yang memberi. Temanku menjawab, "Maaf, aku hanya sopir." Langsung mobil itu dibawanya dengan cepat. 

Saat aku kembali ke kota asalku, ternyata banyak juga ya, Bapak penyeberang itu. Tapi masih banyak mobil yang belum memberikan sedekah, untuk pengendara sepeda motor juga jarang. Ada juga seorang Bapak siang hingga sore menjual mainan anak, baru malamnya membantu memberikan sinar di sebuah jalan yang amat gelap tanpa lampu.
Pernah ku temui, di jalan raya yang ramai karena jalan utama arah luar kota yang sering dilalui bus dan kendaraan besar. Ada seorang Bapak membantu menyeberang, tapi temanku yang waktu itu sebagai driver, enggan memberikan sedekah. Padahal aku sudah mencoba menawarkan, karena aku sering lewat jalan itu dan tahu pasti si Bapak ada di situ. Uang juga sudah ku siapkan, tinggal minta temanku memberikan. Tetapi jawab temanku kala itu, "Tidak usah, orang itu tidak menyeberangkan, hanya mencari uang, karena posisinya di situ. Harusnya posisi di tempat sebaliknya. Ini sama saja kita nggak dibantu."
Gimana pendapat Anda teman? Apakah tetap memberi walau mereka tak bekerja? Atau tetap memberi karena mereka sudah berusaha menjagamu dan hatimu sebagai pahlawan? Kadang tak mendapat pendapatan. Padahal sudah kepanasan. Di tempat yang tak nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun