Aku sudah berburuk sangka hari ini. Pagi saat aku di belakang mobil yang berjalan sangat pelan, aku mengeluh dan bertanya kenapa sangat lamanya mobil itu melaju. Aku pikir masih belum berani. Setelah aku menyalipnya, ternyata di depan mobil itu ada Bapak tua yang membawa perabot untuk dijual, dan membawa tongkat di tangan penuh keriput. Aku salah.
Lalu di hari yang sama ku jumpai jalanan yang macet entah kenapa. Setelah aku berhasil menyalipnya, ku temui Bapak yang membawa dagangan dengan duduk di kursi roda. Aku pikir kendaraan lain di belakangnya tak berani melaju cepat. Aku salah lagi.
Setelah itu aku berkunjung ke toko langganan yang pegawainya ganti-ganti. Kadang anak buah dan kadang sang juragan sendiri yang sudi terjun. Sebelumnya dilayani anak buah yang di saat ku tanya sesuatu Beliau bingung. Lalu menanyakan hal itu pada juragan dan aku menemukan jawabannya, bahkan sang juragan mengenalku tanpa ku sebut nama dan dari kantor mana.
Tapi di kasus ini, saat aku turun dari sepeda motor, yang jaga adalah anak buah yang beda dengan sebelumnya. Aku ragu dan takut Beliau tak tahu dengan yang aku tanyakan. Aku salah. Beliau tahu banyak hal, malah bisa memberikan solusi atas kendala yang aku hadapi. Tahu juga barangnya yang mana, fungsinya buat apa.
Orang-orang yang ternyata luar biasa, dengan penampilan yang sederhana dan dengan segala keterbatasan mau berjualan atau bekerja ikut juragan. Kita tidak boleh berburuk sangka dengan orang atau kejadian yang belum kita lihat akhirnya seperti apa. Jika melihat di awal saja, ternyata tidak tahu kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H