Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lirikanmu Semahal Sepatumu

5 Juli 2024   05:38 Diperbarui: 5 Juli 2024   05:48 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pria mengkilapkan sepatu (sumber gambar : sajiansedap.grid.id) 

Lirikan mata yang begitu mahalnya, bisa sama atau bahkan lebih mahal dari sepatu yang dimiliki, sehingga sang Bapak yang menjual jasa semir sepatu tak sanggup membelinya. Mau beli pakai apa? Jika jasa mereka tidak atau belum laku alias belum ada yang sudi melirik. Orang hanya lalu-lalang di sebuah tempat perbelanjaan, dan sang Bapak hanya duduk terdiam di depan pintu kaca nan megah sambil memperhatikan orang lewat berharap mampir untuk memakai jasa semir sepatu. 

Hanya dengan bekal sikat, semir dan beberapa botol minuman Bapak itu setia menunggu. Bahkan dalam hati mungkin berkata, "Orang lebih suka menikmati kopi yang harganya berkali lipat dari jasaku daripada memakai jasaku, padahal mereka memakai sepatu yang bisa ku sentuh demi membantu menghidupiku dan keluargaku." 

Mungkin Bapak berpikir begitu. Ada juga beberapa manusia yang mengambil sejumlah uang di ATM di dalam tempat perbelanjaan tersebut, yang pasti sangat ingin dilakukan oleh Bapak itu jika Beliau bisa melakukannya, tetapi mungkin itu hanya mimpi. Bolehlah kita membantu Bapak itu, tak harus memakai jasa, bisa apapun, memberikan minum atau makanan jika tidak berkenan memberikan uang, itu hanya saran saja. 

Setelah kejadian itu aku melihat sang Bapak penjual berbagai macam koran, buku TTS dan kalender juga menunggu pembeli yang datang, di jalan raya yang banyak mata melihat, tetapi entah kenapa tak sudi mampir dan memilih memberikan uangnya untuk pengamen jalanan yang berada tepat di seberang Bapak jualan. Satu hari ini membuatku sedih, melihat dua peristiwa yang sangat menyentuh hatiku. Semoga para manusia itu sudi melirik para Bapak itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun