Mohon tunggu...
Yovita Nurdiana
Yovita Nurdiana Mohon Tunggu... Penulis - Purchasing, pembaca mata dan penulis nama seseorang di setiap tulisannya

Membaca sambil mendengarkan musik favorit

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kenal atau Tidak, Pelayanan Nomor Satu

1 Juli 2024   12:26 Diperbarui: 1 Juli 2024   13:34 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh layanan prima (sumber gambar : buguruku.com)

Indahnya jika kita dilayani dengan sangat baik saat membeli sesuatu, baik langganan atau tidak, baik kenal atau tidak, baik beli grosir maupun eceran. Luar biasa bukan? Tidak semua dapat kita terima sesuai harapan kita. Ada petugas toko yang diam saja tanpa salam, tanpa senyum atau ucapan terima kasih. 

Padahal sebenarnya mudah sekali melakukan hali itu, tapi tidak semua petugas melakukannya, sekalipun sudah pernah ditempel di suatu tempat tertentu agar mereka membaca, tetapi tetap saja belum atau tidak dilakukan. Sedari kecil, aku sudah diajarkan mengucapkan terima kasih saat dibantu atau diberi apapun itu oleh orang lain, baik itu dikenal ataupun tidak. 

Dulu aku ditegur jika tidak mengucapkannya, bahkan pernah disindir oleh Paman jika aku diam saja, aku diberi sesuatu, tetapi Paman yang mengucapakan terima kasih. Di situ aku sadar akan pentingnya sebuah ucapan terima kasih, sehingga aku berusaha untuk mengucapkan itu setiap menerima sesuatu. 

Aku merasakan itu di saat sudah dewasa, saat orang lain yang kita bantu diam saja, kadang aku sedikit kecewa, contoh saja saat kita membeli barang, sang penjual diam saja, tanpa ucapan terima kasih, bahkan untuk senyum saja sangat pelit. Itu terserah mereka saja, yang penting aku sudah berusaha mengucapkan saat menerima. 

Ini menyangkut pekerjaanku saat ini di bagian pembelian, bertemu dengan beberapa penjual yang beraneka ragam sifatnya, ada yang senyum, ada yang diam, ada yang mengucapkan terima kasih, ada yang tidak, aku hargai itu. 

Bahkan kena marah sang penjual, aku sering mengalami itu, karena aku banyak tanya tetapi belum tentu beli, ya namanya juga baru mencari info, kalau order masuk ke kami, ya pasti beli. Itu sudah biasa aku terima, ya tetap aku senyumin saja, walau dalam hati juga sedih dengan perlakuan seperti itu, tapi aku berusaha untuk profesional dalam bekerja. Sakit hati tidak apa, masih ada hal lain yang menarik untuk ku dapatkan selain sakit hati, bahkan lebih sering bahagia daripada sakit hati. Sakit hati itu biasa, sebagai warna saja, agar tidak monoton lalu bosan. 

Aku memilih salah satu toko karena harganya murah, sekalipun ecer, petugasnya ramah, pokoknya sudah dikenal sebagai pelanggan, oleh beberapa karyawan di sana. Saat ada pegawai baru pun, mereka juga ramah walau baru sekali bertemu, bagus sekali pelayanan di toko itu. 

Aku suka sekali, begitu juga dengan pembeli lainnya, seharusnya juga suka dengan layanan prima seperti itu, jika kita bertanya lewat pesan pun responnya juga cepat, semisal sudah pesan, barangpun sudah disiapkan agar tidak dibeli orang lain. Kadang sang kasir juga mengajak pembeli berbincang masalah pribadi sebagai tanda keakraban, sungguh luar biasa. Nah, hari ini aku membeli satu macam tetapi dengan jumlah ratusan, agak repot memang. 

Sang petugas bertanya padaku mau ditaruh mana, yang sekiranya tidak mengganggu dalam berkendara, walaupun dekat, tetapi memang agak ribet karena memakan tempat, di bawah, di belakang, semuanya penuh barang. Petugaspun membawakan dan menaruhnya di sepeda motor dengan tali agar tidak jatuh, bahkan Bapak tukang parkirpun membantu agar lebih cepat. Luar biasa bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun