Mohon tunggu...
Yovita Amalia
Yovita Amalia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jurnalisme Warga: Semua Orang Bisa Menjadi Jurnalis

16 Maret 2017   17:42 Diperbarui: 17 Maret 2017   14:00 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kita mengetahui bahwa media baru, internet telah menghantarkan kita menuju masa di mana setiap orang bebas untuk berpendapat dan berekspresi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya situs yang yang menyajikan berbagai sarana kemudahan untuk setiap orang berpendapat.  Salah satunya adalah media sosial. Melalui media sosial, setiap orang bebas menuliskan aspirasi pendapat dan ekspresi mereka akan suatu isu yang sedang marak diperbincangkan baik di ranah lokal, nasional, maupun internasional.

Tak hanya dalam media sosial, kebebasan berpendapat dan berekspresi saat ini juga terdapat dalam bidang jurnalisme. Media baru menjadikan jurnalisme sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi mengenai suatu isu melalui video, foto, dan juga berita. Terkhusus pada saat ini semua orang dapat menyuarakan pendapat, ekspresi bahkan memberitakan suatu kejadian yang sedang terjadi saat itu. Saat ini, warga masyarakat saat ini dapat menjadi jurnalis atas kejadian atau isu yang mereka dapatkan di lapangan.

Jurnalisme warga atau yang biasa disebut dengan citizen journalism muncul karena kegelisahan warga masyarakat akan pemberitaan yang dilakukan oleh media mainstream. Di mana media mainstream memberikan pemberitaan yang hanya mementingkan kepentingan keuntungan perusahaan media. Mulai dari hal inilah jurnalisme warga muncul dan memberikan warna baru dalam jurnalisme.

Jurnalisme warga atau citizen journalism sudah mulai ada dan berkembang saat internet masuk sebagai media massa baru. Kemunculan jurnalisme warga pertama kali berawal karena adanya krisis kepercayaan kepada media mainstream mengenai pemberitaan. Krisis kepercayaan dan kekecewaan publik terhadap media massa mainstream terjadi karena banyaknya media massa yang lebih mementingkan kepentingan kapitalisme. 

Kapitalisme menyebabkan publik memiliki pemikiran bahwa informasi banyak media yang sudah tidak mementingkan kebenaran informasi. Faktanya, warga membutuhkan kebenaran dalam hal informasi. Hal inilah yang menjadi faktor kuat munculnya jurnalisme warga. Perkembangan teknologi yang semakin canggih menyebabkan memudahkan masyarakat untuk menciptakan dan membagikan informasi kepada khalayak luas (Sluthan, 2013).

Dalam buku Citizen Journalism, Allan Stuart (2009) menyatakan bahwa citizen journalism muncul pada Oktober 2008 di mana terdapat situs iReport.com yang dijalankan oleh perusahaan berita CNN. iReport.com memiliki tagline sebagai “unedited, unfiltered. News.” Hal ini dimaksudkan bahwa berita bisa didapatkan dimana saja tanpa harus melalui proses editing dan proses penyaringan berita.

iReport.com mempersuasi masyarakat untuk menulis atau menjadi jurnalis dalam situsnya dengan menuliskan “Lots of people argue about what constitutes news. But, really, it’s just something that happens someplace to someone. Whether that something is newsworthy mostly depends on who it affects and who’s making the decision. On iReport.com, that is you! So, we’ve built this site and equipped it with some nifty tools for posting, discovering and talking about what you think makes the cut.”(Allan, 2009). iReport.com mempromosikan situs mereka dengan menyediakan wadah bagi masyarakat untuk mengeluarkan pendapat dan pemikiran mereka akan suatu isu. Selain itu, iReport.com menambahkan aplikasi yang ada dalam situs mereka agar masyarakat dapat mengunggah video dan foto. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat memperlihatkan kepada khalayak lain mengenai apa yang sedang mereka dan mereka rasakan. Hal ini mengartikan bahwa iReport.com mengajak para warga masyarakat untuk menjadi jurnalis yang memberitakan berita yang belum disiarkan atau ditampilkan oleh media massa mainstream. Selain itu, hal ini dilakukan untuk mengurangi krisis kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat kepada media mainstream.

Jurnalisme warga berbeda dengan jurnalisme media massa. Jurnalisme warga tidak bekerja dalam meja redaksional di mana semua dikerjakan sesuai bagian masing-masing. Jurnalisme warga hanya membutuhkan sesuatu untuk dikatakan. Jurnalisme dalam media massa terlalu sering melihat sesuatu dalam hal besar sehingga kurang melihat sesuatu yang sebenarnya berarti untuk masyarakat (Bentley,2008).  Jurnalisme warga mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dan media memperkuat kontrol dalam membentuk agenda, memilih partisipan, dan moderasi komunikasi (Bowman dan Willis, 2003).

Outing (2005) dalam Kurniawan, 2007 menuliskan mengenai kategori jurnalisme warga, yaitu :

1. Situs internet yang muncul dalam masyarakat mengundang komentar dari masyarakat. Masyarakat dapat dan diperbolehkan untuk bereaksi, mengkritik, memuji dan memebri tambahan ke berita yang ditulis oleh wartawan professional. Berita tambahan yang ada beserta foto dari pembaca yang dituliskan bersama dengan berita utama dari wartawan professional juga bisa digunakan.

2. Berita akan tetap dituliskan oleh reporter dari media massa meskipun pencarian berita dilakukan dengan pembaca atau masyarakat yang mengetahui mengenai suatu isu terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun