Jurnalisme warga memanfaatkan media sosial sebagai sarana persebaran informasi. Media sosial yang digunakan dalam jurnalisme warga ini adalah blog, microblog (twitter), media sosial blog (kompasiana, Now Public), situs pertemanan (facebook),dan situs video share (youtube).
Jurnalis harus menguasai berbagai aspek teknologi (multitasking)
Berkembangnya teknologi, menyebabkan perubahan dalam segala aspek kehidupan. Contohnya dalam media. Semua pemberitaan dapat diakses hanya dalam genggaman tangan. Hal ini dikarenakan adanya penggabungan teknologi dan aplikasi. Penggabungan ini dinamakan dengan konvergensi media. Konvergensi media membuat orang mampu mengakses segala hal melalui smartphone. Kebangkitan media digital membuat media semakin berkembang. Hal ini menjadikan jurnalis harus dapat menggunakan segala jenis teknologi yang ada saat ini terutama dalam media. Jurnalis dituntut harus multitasking. Jurnalis harus menguasai segala proses dalam pencarian berita mulai dari mencari berita, menulis berita, memotret, mengedit video, dan memposting berita hanya menggunakan smartphone.
Jurnalis saat ini juga menggunakan konvergensi media dalam hal penyebaran berita. Jurnalis menggunakan media sosial mereka dalam menyebarkan berita. Jurnalis menggunakan media sosial untuk berbagi informasi atau membuat “liputan kecil” langsung dari lokasi kejadian. Hal ini menjadikan publik seringkali mendapatkan berita dari wartawan di media sosial bukan dari media massa resmi. Jurnalis tidak memiliki tenggat waktu dalam memberikan atau menyampaikan informasi kepada publik layaknya kantor berita. Jurnalis bebas ingin menyampaikan berita kapan saja dan dimana saja.
Jurnalisme online merupakan jurnalisme masa depan. Hal ini dinayatakan dengan banyaknya kemudahan yang diberikan oleh teknologi yang semakin canggih. Jurnalis dituntut harus menguasai teknologi yang terus berkembang. Tidak hanya itu, jurnalis harus mampu bersaing dengan warga yang mulai mengembangkan bakat mereka dalam bidang journalisme.
Nurudin. (2009). Jurnalisme Masa Kini. Jakarta : Rajawali Pers. .hal v, 78
Pratignyo, I. (2010). Consumers of ‘Three Screens’. Keep Your Consumers Close in Digital World (hal. 1-28). Jakarta: AC Nielsen.
Rosen J., Merritt D., & Austin, L. 1997. Public Journalism: Theory And Practice : Lessons From Experience. Ohio: Kettering Foundation.
Sulthan, Muhammad. 2013. Jurnalisme Warga Sebagai Katalisator Komunikasi Politik yang Berimbang. Diakses pada 9 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H