Mohon tunggu...
Yovita Fiona
Yovita Fiona Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sambal Cumi Selera Nusantara

29 November 2020   22:54 Diperbarui: 29 November 2020   22:54 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambal adalah satu kuliner khas nusantara yang disukai masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Marauke.  Berbagai inovasi dan ragam sambal telah banyak dilakukan salah satunya Sambal Cumi.  Sesuai dengan namanya, tentu bahan utamanya selain cabe juga cumi-cumi.  Cumi-cumi adalah komoditas perikanan yang banyak tersedia di negara kita.  Baunya khas  sangat menyegat dan merangsang nafsu makan jika dibuat sambal cumi. 

Proses pembuatan sambal cumi sangat mudah dan sederhana, yaitu sebagai berikut :   Cabai direbus dan dihaluskan.  Setelah itu ditumis dengan bumbu-bumbu yaitu garam, gula, sereh, lengkuas dan penyedap rasa.   Selanjutnya dimasukkan cumi-cumi yang telah dibersihkan dan direbus sebelumnya.  Proses penumisan ini dinyatakan selesai jika bau sambal cuminya sudah sangat menyegat. 

Proses pengolahan cumi-cumi segar menjadi produk sambal cumi menyebabkan terdapatnya nilai tambah pada komoditas cumi-cumi tersebut. Berdasarkan perhitungan, nilai tambah yang didapat dari  1 kg cumi-cumi jika diolah menjadi sambal cumi adalah Rp 300.000.

Sambal merupakan salah satu sampingan nasi yang sangat disukai masyarakat Indonesia. Produk sambal cumi ini sangat dapat memanjakan kebutuhan masyarakat Indonesia yang menyukai olahan hasil perikanan dan kerap menyukai sambal sebagai pelengkap makanan. Sambal cumi ini menyediakan tingkat level kepedasan sesuai dengan lidah konsumen yang membeli produk.

Segmentasi pasar sambel cumi dikelompokan menjadi kalangan anak muda dan ibu rumah tangga, dua kelompok ini merupakan persentase konsumen yang memiliki peranan penting dalam pembelian produk sambel cumi karena kalangan anak muda lebih menyukai segala sesuatau yang praktis, sedangkan ibu rumah tangga khususnya ibu rumah tangga yang masih memiliki anak akan memilih produk ini karena merupakan salah satu sampingan nasi.  Tetapi segmentasi pasar ini tidak bersifat permanen, jika dianalisis pada waktu berikutnya dan terjadi perubahan pembeli yang lebih dominan maka segementasi pasar akan bergeser mengikuti permintaan pasar.

Produk sambal cumi dapat ditemukan mulai dari pasar tradisional, took offline dan juga social media. Merujuk pada hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok konsumen sambal cumi meliputi beragam kalangan yang ada di masyarakat .  Penjualan produk sambal cumi yang diproduksi di Depok ini memiliki jangkauan produksi sambal cumi yang luas, hingga keluar. Harga sambal cumi tersebut adalah Rp 35.000 setiap jar

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Produk sambal cumi ini dikemas menggunakan toples kaca. Dengan berbagai keunggulan tersebut sehingga toples kaca cocok digunakan untuk pengemasan produk sambal cumi. 

Promosi sambal cumi yang dapat dilakukan secara konvensional adalah dari mulut ke mulut.  Selain itu dapat dilakukan promosi secara online dengan upload produk melalui akun media sosial yaitu Instagram. Sebaiknya dalam melakukan promosi melalui media sosial dilakukan lebih matang dengan pembuatan poster, pengenalan produk lebih rinci. 

Selain itu, penjualan dapat dilakukan melalui online agar pemasran lebih meluas serta kemasan produk juga merupakan salah satu hal yang penting, karena sebagian besar konsumen sebelum membeli sebuah produk akan melihat kemasan terlebih dahulu.  Selamat membuka wirausaha rumahan "SAMBAL CUMI".

Oleh : Yovita Fiona Antania 1) dan Junianto 2)

  1. Mahasiswa Program Studi Perikanan Universitas Padjadjaran
  2. Dosen Program Studi Perikanan Universitas Padjadjaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun